Petronas Carigali menargetkan dua blok beroperasi



JAKARTA. Petronas Carigali Limited, kontraktor kerja asal Malaysia menargetkan kedua lapangannya, yakni Lapangan Bukit Tua di Blok Ketapang 2 serta Lapangan Kepodang di Blok Muriah, segera beroperasi. Kedua lapangan itu akan berproduksi pada bulan Oktober, atau selambat-lambatnya awal 2015.Lapangan Bukit Tua yang berlokasi di Jawa Tengah memiliki kapasitas minyak 20 ribu barel per hari (bph) dan gas sebesar 70 juta standar kubik kaki per hari (mmscfd). Proyek tersebut menghabiskan dana investasi US$ 380 juta.

Sementara itu, Lapangan Kepodang, berada di lepas pantai Jawa Timur memproduksi gas sebesar 116 mmscfd. Nilai investasinya US$ 545 juta, terdiri dari US$ 160 juta untuk drilling dan sisanya US$ 160 juta untuk pembangunan fasilitas produksi dan konstruksi. Hazli Sham Kassim, General Manager menyampaikan Petronas Carigali berkomitmen untuk mempercepat produksi sebab sudah lama tertunda. "Saat ini kita sedang melakukan proses konstruksi, pemeriksaan, kegiatan comissioning serta start up secepatnya. Semua dilakukan oleh tenaga kerja Indonesia yang juga bekerja sama dengan Santos dan Kangean Energi Indonesia untuk operator produksi, " kata Hazli, Rabu (12/03).Sebagai informasi, proyek Lapangan Kepodang cukup lama tertunda sebab pengerjaan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi pipa yang dikerjakan Bakrie terlambat. Pipa sepanjang 200 kilometer tersebut akan digunakan untuk mengalirkan gas ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTGU) Tambak Lorok, Semarang. Gas dijual dengan harga US$ 4,61 per mmbtu dengan kenaikan 8,5% per tahun.Sementara itu, Lambok Hutahuruk, Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan, untuk meningkatkan produksi, tenaga kerja di bidang industri hulu juga penting. Saat ini, tenaga insinyur di Indonesia masih langka, apalagi yang berpengalaman di bidang petroteknikal, sebab industri migas jangkauannya kompleks mulai dari soal teknis hingga non teknis."Penerimaan negara ini paling banyak berasal dari industri hulu migas. Negara saja mendapat US$ 30,6 miliar. Dan akan terus meningkat jika produksi kedua blok ini cepat beroperasi, " kata Lambok, Rabu (12/03).Menurut data SKK Migas, tahun 2014 survei seismik 2D akan dilaksanakan sepanjang 9.020 km, survei seismik 3D sepanjang 11.633 km. Kemudian ada juga 206 pengeboran eksplorasi, serta 1.300 pengeboran sumur pengembangan, 989 kegiatan kerja ulang, serta perawatan 33.170 sumur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia