Petronas Dipastikan Masuk, Proses Alihkelola Blok Masela Semakin Dekat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan konsorsium PT Pertamina dan Petronas untuk menggantikan Shell Overseas Services di Blok Masela bukan lagi isapan jempol belaka. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan  saat ini pemerintah sudah memasuki tahap finalisasi dengan Petronas. 

“(Soal Blok Masela) kita finalisasi dengan Petronas. Jadi Petronas oleh SKK Migas sudah saya bicarakan itu, setelah harga sudah cocok, segera nanti diberikan Petronas supaya tahun ini bisa kerja,” jelasnya saat ditemui di acara Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas di The Westin Jakarta, Selasa (9/5). 


Luhut menegaskan, proses pembelian PI Shell di Masela tidak mengalami kendala dan Pertamina sudah cocok dengan harga saham yang ditawarkan. Namun sayang, dia tidak membeberkan berapa tepatnya nilai saham yang akan dibeli oleh Pertamina. 

Baca Juga: Proses Pengalihan Hak Partisipasi Blok Masela Kian Mendekati Akhir

“Soal harga di SKK Migas saja, Pertamina sudah happy. Pada dasarnya kita sudah berjalan sesuai yang diharapkan,” tandasnya. 

Sebelumnya Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, Pertamina sudah bekerja sama dengan Petronas untuk masuk di dalam Blok Masela.

“Masela Pertamina sudah kerja sama dengan Petronas sudah maju bareng,” ujarnya di BPH Migas, Senin (10/4).

Tutuka belum bisa menjelaskan perihal pembagian 35% saham antara Pertamina dan Petronas. Ia menyebut, kalau tawaran sudah disetujui baru PI Shell di Masela akan dibagi.

Rencana masuknya Petronas ke dalam Masela mendapatkan tanggapan positif dari pengamat. 

Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Universitas Indonesia Toto Pranoto menyatakan, kabar Petronas ikut andil sebagai partner PT Pertamina mengakuisisi 35% hak partispasi Shell di Blok Masela merupakan kabar yang baik. 

Menurutnya, Petronas sudah memiliki pengalaman investasi di sektor gas baik di Indonesia maupun mancanegara. Di luar negeri Petronas sudah berinvestasi migas di Argentina. 

“Jadi Petronas relatif bisa menjadi  partner yang cukup bisa diandalkan Pertamina di proyek ini,” jelasnya kepada Kontan.co.id Minggu (9/4). 

Toto menilai pengembangan Blok Masela membutuhkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sangat besar, diestimasikan mencapai US$ 20 miliar. Maka menurutnya akan sulit jika single investor mengembangkan blok ini tanpa mitra shareholder. 

“Akuisisi 35% participating interest (PI) yang dikabarkan akan digarap konsorsium Pertamina dan Petronas masuk akal dilihat dari besaran investasi dan risiko atas proyek ini,” ujarnya. 

Baca Juga: SKK Migas Menunggu Komitmen Alih Kelola Saham Shell ke Pertamina

Toto menjelaskan, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai operator Pertamina yang akan beroperasi di Masela, mengalokasikan capex lebih dari US$ 5 miliar di 2023 untuk mengakuisisi dan pengembangan Blok Masela. 

Toto melihat masuknya Pertamina di dalam Blok Masela akan memberikan dampak positif bagi PHE ke depannya. Seperti diketahui Blok Masela menyimpan potensi cadangan migas besar. Sesuai plan of development (POD) sudah ada juga offtaker yang akan mengambil hasil dari Blok Masela. 

Di sisi lain, melihat potensi gas Indonesia yang diperkirakan akan jauh menurun di 2025, maka eksploitasi Blok Masela sangat strategis untuk menyokong daya tahan energi Indonesia.

Melansir laman resmi Kementerian ESDM, Pengembangan hulu migas di Blok Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun (sekitar 9,5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd Gas Pipa).

Blok Masela dikelola oleh Inpex sebagai operator dengan kepemilikan saham 65% dan Shell Upstream Overseas Services sebesar 35%. Blok Masela di sekitar Laut Aru, telah dieksplorasi sejak 1998.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi