Petronas Ingin Gandeng Mubadala dan Harbour Energy Garap Andaman III



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kabar terbaru, Petronas tertarik ingin berkolaborasi dengan Mubadala Energy dan Harbur Energy melanjutkan tajak sumur eksplorasi di Blok Andaman III. 

Hal ini dilakukan setelah Blok Andaman III yang dikelola oleh Repsol Andaman B.V. dan Petronas Andaman B.V. tidak lagi memperpanjang tambahan waktu eksplorasi (TWE) yang berakhir hingga 23 Juni 2023. Sehingga statusnya saat ini sebagai WK terminasi yang diupayakan untuk dilakukan lelang kembali. 

Sejatinya saat ini Mubadala Energy dan Harbour Energy telah berpengalaman dan memiliki hak partisipasi atau participating interest (PI) pada tiga blok di perairan Aceh ini yakni di Andaman I, Andaman II, dan South Andaman. 


Di Andaman I Mubadala mengempit 80% PI dan Harbour Energy 20% PI. Di Andaman II, Mubadala memiliki 30% PI dan Harbour Energy 40% PI. Dan di South Andaman Mubadala menggenggam 80% PI dan Harbour Energy 20% PI.

Baca Juga: Memanasnya Geopolitik Dunia Bisa Goyang Ketahanan Energi Indonesia

Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Teuku Mohamad Faisal menjelaskan, saat ini Repsol sebagai operator Andaman III sudah mengajukan untuk mengembalikan wilayah kerja tersebut kepada pemerintah. Saat ini pihaknya bersama dengan Repsol masih dalam proses pengembalian dan verifikasi data-data yang sudah didapatkan selama proses eksplorasi. 

“Proses pengembalian data ini sangat penting untuk kegiatan eksplorasi selanjutnya. Terutama data hasil drilling itu yang paling ditunggu, meski tidak berhasil kita bisa tahu daerah sekitar itu apakah masih ada hidrokarbon dan ke depan seperti apa agar bisa ditawarkan ke calon investor baru,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (1/11). 

Menurut Faisal, data terkait pengeboran sumur Rencong-1X meski hasilnya belum ekonomis atau tidak menemukan cadangan migas (dry hole), tetap saja data tersebut merupakan hak negara.

Setelah Blok Andaman III diserahkan kembali ke negara otomatis WK tersebut menjadi Wilayah Terbuka. Faisal bilang siapapun investor lainnya yang berminat nantinya dipersilakan untuk mengikuti proses lelangnya.

Secara umum, BPMA melihat keseriusan Petronas melakukan pengembangan di Blok Andaman III. Faisal mengungkapkan, Petronas tertarik menggandeng Mubadala dan Harbour Energy untuk melanjutkan tajak sumur eksplorasi di Andaman III. 

“Pikirannya, mereka (Petronas) mau kolaborasi dengan Mubadala dan Harbour. Saya melihat Mubadala dengan Harbour meski tidak di bawah BPMA, sepertinya dia sudah melihat mau mengembangkan ke Andaman III,” ujarnya. 

Sebagai informasi, Mubadala merupakan perusahaan migas yang berkantor pusat di Abu Dhabi, Uni Emirate Arab (UEA). Sedangkan Harbour Energy adalah perusahaan minyak besar di Inggris. 

Meski demikian, Faisal menyatakan, Petronas masih fokus untuk mengembangkan dan memanfaatkan hasil gas dari Andaman III untuk di Indonesia. “Belum ada rencana pengembangan sampai ke Malaysia sekalipun mau dijual gasnya ke sana,” tegasnya. 

“Prinsipnya November 2023 pertengahan ini sudah clear dengan Andaman III ini,” tandasnya. 

Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menyatakan Petronas secara tidak formal menyatakan tertarik untuk menggarap potensi gas di Blok Andaman. 

Baca Juga: Pertamina dan Petronas Resmi Gantikan Shell di Blok Masela

“(Petronas) baru tertarik, terutama di Andaman III. Belum ada usulan resmi dari dari Petronas untuk mengambil alih WK Andaman 3. Termasuk juga untuk WK Andaman lainnya,” ujarnya saat dihubungi terpisah. 

Meski sebelumnya pengeboran di Sumur Rencong-1X Andaman III tidak ditemukan cadangan migas, Nanang menyatakan hasil tersebut tidak bisa menjadi poin yang dapat menyimpulkan potensi dari keseluruhan luasnya lapangan migas yang terhampar. 

Nanang menyatakan, kemungkinan Petronas akan mencari partner lain untuk melanjutkan eksplorasi di Andaman III karena masih adanya risiko. 

SKK Migas menegaskan, hasil produksi gas dari Blok Andaman akan diprioritaskan utama dialirkan ke dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .