JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) hingga US$ 60 juta pada tahun ini. Jumlah ini lebih besar 33,3% ketimbang belanja modal PTRO tahun lalu yang cuma US$ 45 juta. PTRO akan memakai belanja modal tersebut itu untuk menyewa alat-alat berat pertambangan. Sebanyak 90% sumber pendanaan capex PTRO berasal dari pinjaman bank. "Selebihnya berasal dari kas internal," ujar Presiden Direktur PTRO Micky Hehuwat, kemarin (27/05).Kata Micky, sejauh ini PTRO sudah mendapat komitmen utang dari sejumlah bank asing. Antara lain dari Royal Bank of Scotland (RBS) dan ANZ Bank. PTRO juga masih menjajaki utang dari bank-bank lain.Tahun ini, PTRO memang agresif memburu kontrak pertambangan. Hingga April 2009, PTRO sudah mengantongi kontrak senilai US$ 705 juta. Kontrak tersebut antara lain berupa penambangan batubara dari Gunungbayan Pratama Coal senilai US$ 315 juta, dengan jangka waktu lima tahun. Ada pula kontrak dari Sanga Coal Indonesia senilai US$ 140 juta, serta dari Santan Batubara senilai US$ 250 juta. Saat ini PTRO juga sedang mengincar kontrak pertambangan minyak dan gas senilai US$ 20 juta dari salah satu perusahaan minyak. Kontrak ini memiliki jangka waktu tiga tahun.Untuk mendukung pendanaan kebutuhan ekspansi bisnis tahun ini, PTRO memutuskan tidak membagikan dividen dari laba bersih 2008. PTRO akan memakai laba bersih tahun lalu sebesar US$ 1,7 juta untuk modal kerja.Laba bersih PTRO tahun lalu itu anjlok 74,9% dari laba bersih tahun 2007. Tak hanya laba bersih, kas PTRO tahun lalu juga menyusut 138% menjadi US$ 9,1 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Petrosea Anggarkan Belanja Modal 2009 US$ 60 Juta
JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) hingga US$ 60 juta pada tahun ini. Jumlah ini lebih besar 33,3% ketimbang belanja modal PTRO tahun lalu yang cuma US$ 45 juta. PTRO akan memakai belanja modal tersebut itu untuk menyewa alat-alat berat pertambangan. Sebanyak 90% sumber pendanaan capex PTRO berasal dari pinjaman bank. "Selebihnya berasal dari kas internal," ujar Presiden Direktur PTRO Micky Hehuwat, kemarin (27/05).Kata Micky, sejauh ini PTRO sudah mendapat komitmen utang dari sejumlah bank asing. Antara lain dari Royal Bank of Scotland (RBS) dan ANZ Bank. PTRO juga masih menjajaki utang dari bank-bank lain.Tahun ini, PTRO memang agresif memburu kontrak pertambangan. Hingga April 2009, PTRO sudah mengantongi kontrak senilai US$ 705 juta. Kontrak tersebut antara lain berupa penambangan batubara dari Gunungbayan Pratama Coal senilai US$ 315 juta, dengan jangka waktu lima tahun. Ada pula kontrak dari Sanga Coal Indonesia senilai US$ 140 juta, serta dari Santan Batubara senilai US$ 250 juta. Saat ini PTRO juga sedang mengincar kontrak pertambangan minyak dan gas senilai US$ 20 juta dari salah satu perusahaan minyak. Kontrak ini memiliki jangka waktu tiga tahun.Untuk mendukung pendanaan kebutuhan ekspansi bisnis tahun ini, PTRO memutuskan tidak membagikan dividen dari laba bersih 2008. PTRO akan memakai laba bersih tahun lalu sebesar US$ 1,7 juta untuk modal kerja.Laba bersih PTRO tahun lalu itu anjlok 74,9% dari laba bersih tahun 2007. Tak hanya laba bersih, kas PTRO tahun lalu juga menyusut 138% menjadi US$ 9,1 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News