KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Petrosea Tbk (
PTRO) mencatatkan kenaikan pendapatan 32,71%
year on year (YoY) menjadi US$ 273,92 juta dari US$ 206,40 juta pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pencapaian ini terutama ditopang oleh peningkatan aktivitas operasional di lini bisnis EPC dan Kontrak Pertambangan yang masing- masing meningkat sebesar 75,09% dan 29,49% pada periode ini. Sementara itu, setelah Petrosea membukukan biaya investasi dan pra-operasi untuk mendukung strategi ekspansi bisnis anorganik dan organik, PTRO mencatatkan pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi US$ 10,82 juta, tumbuh 0,46% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Petrosea (PTRO) Kejar Perolehan Kontrak US$ 2,1 Miliar di Tahun 2023 Presiden Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan menyampaikan, Petrosea akan melanjutkan strategi diversifikasi ke sektor mineral lainnya melalui penyediaan jasa pertambangan dan EPC berkelanjutan. “Strategi ini dilakukan demi memperkuat kinerja Perusahaan serta memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (1/8). Lebih lanjut, Romi menyatakan, Petrosea adalah
sustainable resources company dan perusahaan multi-disiplin di bidang jasa pertambangan, EPC serta minyak & gas yang berkomitmen penuh untuk memprioritaskan aspek ESG sebagai kontinuitas dari strategi keberlanjutannya.
Pada bulan Juni 2023 Petrosea berhasil menuntaskan transaksi pembelian 100% saham PT Kemilau Mulia Sakti (KMS) dengan total nilai transaksi sebesar US$ 90,56 juta. Aksi korporasi itu disebut sebagai wujud dari akselerasi strategi jangka panjangnya menjadi
mine owner. Baca Juga: Pada Tahun Ini, Petrosea (PTRO) Kejar Pertumbuhan Pendapatan Sebesar 30% Sebagai informasi, KMS adalah pemilik 99% saham PT Cristian Eka Pratama (CEP), perusahaan yang bergerak di bidang operasi penambangan batubara dengan area operasional yang berlokasi di Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Cristian Eka Pratama telah mulai berproduksi pada bulan Juni 2023 dengan mencatatkan overburden removal volume sebesar 305.600 BCM dan coal production sebesar 6.600 ton sampai dengan akhir Juni 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto