Petrosea (PTRO) Raih Rating A+ Stable Outlook dari Pefindo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) memperoleh corporate rating idA+ (Single A Plus; Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat tersebut mencerminkan posisi bisnis, layanan yang terintegrasi, dan profil keuangan yang kuat dari PTRO.

PTRO memperoleh peringkat idA+ dengan prospek stabil dari Pefindo pada 17 September 2024. Peringkat ini diberikan berdasarkan data dan informasi dari Perusahaan serta laporan keuangan audit per 30 Juni 2024 dan laporan keuangan audit per 31 Desember 2023.

"Hasil pemeringkatan ini merupakan cerminan dari fundamental keuangan yang semakin kuat, capital structure berkelanjutan, serta pengeluaran modal yang prudent atas kontrak kontrak baru yang diperoleh,” ujar Kartika Hendrawan, Chief Investment Officer Petrosea dalam rilis yang disiarkan Rabu (18/9).


Baca Juga: Lonjakan Saham Masuk UMA, Manajemen Petrosea (PTRO) Buka Suara

Berdasarkan pemeringkatan Pefindo, obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Meski begitu, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.

Sedangkan tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan. Adapun, emiten pertambangan yang juga dimiliki oleh taipan Prajogo Pangestu melalui anak usaha PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) ini terbilang rajin mengejar kontrak baru.

Di sisi lain, belum lama ini PTRO sudah menandatangani perjanjian fasilitas berjangka senior dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI), yang diteken pada 30 Agustus 2024. Nilai fasilitas berjangka senior dari BNI itu sebesar Rp 2,32 triliun, dengan suatu opsi accordion hingga Rp 775 miliar.

Tenor dalam fasilitas ini berlaku selama delapan tahun. Fasilitas yang diberikan akan digunakan untuk mendanai belanja modal (capex), terkait pembelian aset usaha. Termasuk pada kontrak jasa pertambangan, kontrak jasa EPC (Engineering, Procurement and Construction) atau kontrak terkait kegiatan usaha lainnya yang disebutkan dalam anggaran dasar. 

"Setelah pemenuhan persyaratan-persyaratan berdasarkan perjanjian fasilitas, perseroan akan menggunakan fasilitas pinjaman dari kreditur untuk meningkatkan kinerja operasional dan keuangan serta memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha perseroan," terang Anto dalam keterbukaan informasi, Selasa (3/9).

Baca Juga: Petrosea (PTRO) Raih Fasilitas Pinjaman dari BNI Rp 2,32 Triliun untuk Capex

Dari sisi kinerja, PTRO meraup pendapatan senilai US$ 318,02 juta pada semester I-2024. Meningkat 16,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY), yang kala itu sebesar US$ 274,02 juta.

Meski pendapatan tumbuh, tapi laba PTRO menyusut. PTRO meraih laba bersih senilai US$ 1,32 juta pada semester I-2024. Turun 88,61% dibandingkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PTRO pada semester I-2023 yang kala itu US$ 11,59 juta.

Dari sisi pergerakan saham, PTRO berada di level harga Rp 13.300 hingga sesi I perdagangan Rabu (18/9) atau stagnan dibanding posisi penutupan harga kemarin. Secara year to date, harga saham PTRO melesat dengan mengakumulasi kenaikan 153,33%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi