Petuah Sakral



KONTAN.CO.ID - Setelah lama berdiam diri, Berkshire Hathaway (Berkshire) akhirnya kembali berinvestasi. Perusahaan investasi milik investor kawakan Warren Buffett tersebut, baru-baru ini membeli saham perusahaan energi, Dominion Energy, senilai US$ 4 miliar.

Bila dikalkulasi dengan utang Dominion, maka total nilai transaksi Berkshire mendekati US$ 10 miliar. Aksi investasi Berkshire tersebut, merupakan kali pertama sejak krisis pasar keuangan terjadi akibat pandemi korona (Covid-19).

Sebelumnya pada Mei lalu, Buffett menyebut Berkshire telah menimbun dana tunai yang merupakan rekor baru, senilai US$ 137 miliar. Alasannya sederhana, meski banyak peluang di pasar, Buffett belum melihat potensi keuntungan bisa diraupnya.

Sikap hati-hati Buffett tersebut tentu bertolak belakang dengan pernyataannya sendiri pada tahun 2004 silam di dalam surat pernyataan laporan keuangan Berkshire. Kala itu dia menyatakan hal yang kurang lebih isinya sebagai berikut: Takutlah pada saat orang lain tamak, dan tamaklah pada saat orang lain takut.

Jika hanya bermodalkan keberanian dan kekuatan modal, mengumbar investasi saat pasar saham sedang turun, tentu bukan hal yang dimaksud sang maestro. Oleh sebab itu, pada petuah lainnya Buffett mengingatkan esensi penting dalam berinvestasi. Petuah itu berbunyi: Membeli saham sama dengan membeli bisnis.

Kali ini Buffett berpesan, seorang calon investor harus mengerti bisnis emiten yang menjadi target investasinya. Riset fundamental terkait bisnis emiten, mutlak diperlukan ketimbang hanya berhitung selisih harga pembelian saham dengan potensi kenaikan harga di masa yang akan datang.

Petuah ini semestinya tidak hanya berlaku di dunia pasar modal saja. Banyak tawaran investasi di dalam negeri, berujung pada kondisi gagal bayar.

Patut disadari, kebanyakan investor investasi tersebut hanya tergiur pada imbal hasil yang ditawarkan perusahaan yang menawarkan investasi. Investor abai memuaskan rasa ingin tahunya, atas pertanyaan bagaimana perusahaan itu memutar dana dan memberikan imbal hasil kepada investornya?

Alhasil, semuanya kembali kepada diri kita masing-masing. Jangan biarkan orang lain mengambil manfaat, dari keteledoran kita. Keberadaan investasi abal-abal, hanya bisa diperangi, jika investor punya benteng pertahanan mandiri berupa riset fundamental.

Penulis : Yuwono Triatmodjo

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti