JAKARTA. Arus deras Sungai Ciliwung menjadi tantangan bagi petugas evakuasi warga Kampung Pulo yang memilih bertahan di lantai dua rumah mereka yang terendam banjir. Memasuki pemukiman Kampung Pulo yang dilanda banjir, bukan perkara mudah. Amrikun, salah satu petugas Pemadam Kebakaran Suku Dinas Jakarta Timur, menuturkan, proses evakuasi warga dilakukan dengan perahu karet. Untuk memindahkan warga, tim penyelamat menyusuri bagian tepi Sungai Ciliwung sejauh 2 kilometer. Tim penyelamat menyusur mulai dari Jembatan Tong Tek di Jalan Jatinegara Barat menuju gang-gang sempit permukiman warga. Mereka mencari warga yang membutuhkan pertolongan akibat terjebak di lantai dua rumah. "Kita utamakan yang manula dulu, kemudian anak-anak," ujar Amrikun kepada Kompas.com, Senin (13/1/2014).
Perahu karet yang digunakan tim penyelamat bergerak melawan arus air. Perjalanan itu tidak melulu lancar, kadang ada benda tajam atau dahan kayu tajam yang menghadang. "Banyak ranting tajam, belum lagi kandang ayam dan burung yang banyak pakunya. Jalan masuk di dalam juga sempit," kata Amrikun. Ia mengatakan, evakuasi warga kerap dilakukan berdasarkan laporan ataupun posisi warga yang diketahui masih bertahan di atas rumah. Warga memilih bertahan untuk menjaga harta benda mereka di rumah. Kendala sering ditemukan saat evakuasi, terutama ketika warga hanya memanfaatkan petugas evakuasi untuk berbelanja keluar rumah. "Ada yang masuk ke sini cuma mau belanja. Nanti minta ke sana lagi, alasannya mau jemput," ujar Amrikun.