P&G Indonesia gandeng Hamish Daud dkk untuk mengelola sampah plastik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) P&G Indonesia menggandeng startup Octopus Indonesia dan didukung Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat meluncurkan program pengolahan sampah plastik conscious living. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program conscious living yang telah dilakukan P&G sejak tahun 2020 secara internal bersama karyawannya.

"P&G melakukan program conscious living untuk karyawan, di mana semua karyawan memilah sampah, lalu sampahnya di pick up oleh partner eco agency kami. Lalu didaur ulang sampahnya, supaya walaupun di rumah saja tetap berkontribusi terhadap bumi," ungkap Sales Senior Director & Sustainability Leader P&G Indonesia, Asrini Suhita, dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/10).

Baca Juga: Lemonilo gandeng IKAT by Didiet Maulana untuk hadirkan tas jinjing multifungsi


Berangkat dari kesuksesan tersebut, P&G Indonesia pun melakukan ekspansi program conscious living dengan melakukan multi-kolaborasi bersama pihak-pihak eksternal untuk dampak dengan skala yang lebih besar. Dengan proses pengelolaan sampah yang terintegrasi, P&G pun dapat mencapai sistem ekonomi sirkular.

Jawa Barat merupakan provinsi pertama tempat diluncurkannya program conscious living ini. Menurut Asrini, hal ini juga merupakan bentuk dukungan P&G Indonesia terhadap program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam merencanakan Kota Bandung Bebas TPA di tahun 2023.

Sebagai operator utama program ini, Octopus Indonesia memberikan layanan melalui aplikasi yang didirikannya, di mana konsumen dapat memilah sampah dan dilaporkan melalui aplikasi Octopus untuk dijemput oleh pelestari. Nantinya, konsumen yang memilah sampah tersebut berhak mendapatkan berbagai insentif menarik yang disediakan di aplikasi Octopus.

"Dengan sebuah aplikasi, sampah-sampah yang sudah dipilah akan diambil oleh pelestari (pengepul sampah), kemudian diserahkan kepada pengusaha pengolah sampah dan diolah menjadi energi terbarukan. Sehingga sampah tidak sampai ke TPA," jelasnya.

Baca Juga: Gelar Gerebek Lumpur, Anies Baswedan: Upaya tingkatkan daya tampung air di kali

Octopus Indonesia didirikan oleh aktor dan bintang iklan Hamish Daud dan kawan-kawan. Dalam kesempatan yang sama, Co-Founder dan CEO Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan mengatakan, melalui program conscious living ini permasalahan sampah saset atau plastik multilayer, dan plastik HDPE dapat ditangani. Sebab, selama ini jenis sampah-sampah tersebut selalu dianggap sebagai sampah yang tidak memiliki nilai.

"Kami bersama dengan P&G menciptakan sebuah sistem yang tidak hanya memberikan nilai terhadap sampah tersebut, namun juga memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat, di antaranya adalah konsumen, pelestari, dan pengepul. Kami berharap bahwa kerja sama ini dapat terus berinovasi dan berkembang ke wilayah lainnyaā€¯, ujar Ichsan.

Pada tahun pertama program conscious living ini berjalan, P&G Indonesia menargetkan bisa mengumpulkan dan memilah sebanyak 30 ton sampah plastik di wilayah Jawa Barat. Selain itu, P&G Indonesia berharap, program ini dapat memberikan manfaat ekonomi kepada 2.800 pelestari yang tergabung di Octopus Indonesia.

"Jadi kembali lagi, sampahnya ingin kami pastikan tidak merusak lingkungan dan juga mengembangkan ekonomi untuk para pelestari. Kami akan terus melakuakn program ini dan tentunya akan meng-evaluasi apa yang bisa dikembangkan terus setiap tahunnya. Jadi ini suatu komitmen kami untuk terus melakukan program ini," ucap Asrini.

Selanjutnya: Ekonomi sirkular jadi strategi pemerintah keluar dari krisis akibat Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro