PGAS siapkan dana akuisisi US$ 1 miliar



JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berencana menggelar ekspansi anorganik yang besar. Distributor gas ini menyiapkan anggaran akuisisi lapangan gas baru maksimal senilai US$ 1 miliar.

PGAS memang sedang mengincar tiga lapangan gas baru yang masih dirahasiakan detailnya. "Terkait lokasi maupun nilainya kami belum bisa informasikan karena terikat perjanjian confidentiality," kata Hendri Prio Santoso, Direktur Utama PGAS, Rabu (17/4).

PGAS memang merencanakan akuisisi ini sejak lama. Pada Maret 2013, PGAS melalui anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia telah menyertakaan kepemilikan (participation interest) sebesar 20% di Blok Ketapang PSC, Jawa Timur. Nilai transaksi penyertaan ini mencapai US$ 70 juta. Di bulan yang sama, PGAS juga melakukan participation interest di Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah senilai US$ 27 juta.


PGAS mengklaim mempunyai dana cukup untuk akuisisi lapangan gas. Per Desember 2012, dana kas setara kas PGAS masih sebesar US$ 1,57 miliar.

Tak hanya menyiapkan dana internal, PGAS mengaku sudah mendapatkan tawaran pendanaan eksternal senilai US$ 2 miliar. PGAS juga membuka opsi menerbitkan obligasi demi menutupi kebutuhan dana akuisisi.

Beberapa opsi itu akan diambil ketika PGAS membutuhkan dana baik untuk akuisisi maupun ekspansi lain. "Tapi waktu, besaran maupun instrumennya belum ada yang pasti (diambil)," ungkap Hendi.

Ekspansi organik

Tak hanya berekspansi anorganik, PGAS juga terus menggenjot ekspansi organik. Caranya, PGAS mengembangkan infrastruktur jaringan pipa gas yang sudah ada. Ekspansi jaringan pipa gas milik PGAS ini ada tiga fase waktu.

Pertama, pada fase jangka pendek, PGAS akan membangun pipa di Jawa Tengah (Jateng), Lampung dan Riau. Djoko Saputro, Direktur Pengembangan dan Teknologi PGAS mengatakan, panjang pipa yang akan dibangun di Jateng secara total sepanjang 150 kilometer (km). Ada dua proyek di Jateng ini. "Tahap pertama di Semarang sepanjang 50 km, tahap kedua akan terbentang dari Ungaran hingga Solo," kata Djoko.

Sementara di Lampung, PGAS akan membangun jaringan pipa gas sepanjang 80 km. Konstruksi jaringan ini akan dimulai di akhir 2013 atau awal 2014. Pembangunan jaringan pipa gas di Riau akan sepanjang 500 km, terbentang dari Duri hingga Dumai.

Kedua, fase jangka menengah, PGAS akan membangun jaringan pipa sepanjang 200 km-300 km dari Banyuwangi hingga menyeberang ke Bali. Proyek ini bagian dari strategi PGAS untuk mewujudkan jaringan terintergrasi pipa gas Trans Sumatra Jawa Bali. "Jaringan ini diharapkan selesai pada 2016 sudah terwujud," jelas Djoko.

Ketiga, fase jangka panjang, PGAS akan membangun jaringan pipa gas baru. Seperti di Sulawesi dan Kalimantan.

Reza Priyambada, analis Trust Securities menilai, PGAS tidak akan kesulitan memenuhi pendanaan untuk ekspansi di tahun ini. Sebab, keuangan internal PGAS juga terbilang kuat.

Apalagi, posisi kas internal PGAS saat ini mencapai US$ 1,5 miliar. Namun, menurut Reza, dana itu tidak semuanya bisa digunakan untuk kebutuhan ekspansi. Maka itu, PGAS membutuhkan tambahan dana dari sumber eksternal.

"Jika butuh dana cepat opsi pinjaman perbankan bisa diutamakan," saran Reza. PGAS juga bisa ambil opsi penerbitan obligasi. Namun, opsi ini akan lebih membutuhkan waktu karena prosesnya panjang. Rabu (17/4), harga saham PGAS ditutup naik 0,85% menjadi Rp 5.950 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana