JAKARTA. Meningkatnya penjualan gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengangkat kinerja emiten ini di kuartal III 2012. Volume gas emiten berkode PGAS ini naik 2,3% menjadi 801 juta kaki kubik per hari (mmcfd). Hingga September 2012, pendapatan PGAS pun meningkat 12% menjadi US$ 1,82 miliar. Sedangkan laba bersih perusahaan ini naik 16,58% menjadi US$ 640,63 juta. Meski pendapatan PGAS naik, bagi Arief Budiman, analis Sucorinvest Central Gani, masih jauh dari target sampai akhir tahun. Proyeksi Sucorinvest, pendapatan PGAS sampai akhir tahun akan mencapai US$ 2,66 miliar. Ini, artinya, realisasi pendapatan PGAS sampai kuartal III baru 69% dari target. Hanya saja, berdasar konsesus analis, kinerja PGAS ini sudah memenuhi 82% dari konsesus para analis pasar.
Analis Trimegah Securities, Frederick Daniel justru menuturkan, kinerja PGAS sampai September 2012 sudah sesuai dengan ekspektasi mereka. Dia pun memprediksi, akan terjadi pertumbuhan volume gas lantaran adanya tambahan suplai gas dari Lapangan Terang Sirasun Batur yang dioperasikan Kangean Energi Indonesia, Ltd di Jawa Timur. Tambahan pasokan gas, sudah ada sejak akhir Mei 2012. Ke depan, pasokan gas perusahaan ini, menurut Frederick, akan meningkat. Conoco Philips yang merupakan salah satu pemasok gas ke PGAS mengalirkan 350 miliar british thermal unit per day (bbtud). Analisa Arief, volume penjualan gas akan meningkat di kuartal IV tahun ini. Peningkatan itu berasal dari pasokan Lapangan Terang Sirasun Batur yang dioperasikan Kangean Energi. Selain itu, ia masih yakin harga gas akan meningkat ke depan. Harga susah naik Menurut Arief, harga gas bisa naik 50% dari harga sekarang yaitu menjadi US$ 10,05 per mmbtu untuk gas sektor industri. Potensi peningkatan harga gas akan terjadi pada April 2013. Namun, "Niatan tersebut dikhawatirkan akan membuat kegaduhan dan memancing kalangan berkepentingan untuk mengajukan protes dan menuntut revisi harga," ungkap Arief. Andy Ferdinand, analis Batavia Prosperindo menambahkan, belum adanya jaminan kelancaran pasokan gas juga bisa memicu protes. Dia memperkirakan, kenaikan harga gas tidak akan terjadi serta merta. Hitungan Andy, PGAS akan menaikkan harga secara bertahap. "Namun, nilai kenaikannya meragukan akan berjalan lancar," kata dia. Jika demikian, Andy memproyeksi, pendapatan PGAS akan sulit bisa tumbuh maksimal di 2013. Perkiraan Andy, di tahun ini laba bersih PGAS bisa mencapai US$ 667 juta. Hitungan ini juga melihat dari potensi kelancarannya pasokan yang dihasilkan floating storage and regasification facilities (FSRU) Jawa Barat dan Lampung di 2013. FSRU di Lampung dengan kapasitas 240 mmscfd baru selesai pada tahun 2014.
Karena alasan tersebut, Andy pun merevisi rekomendasi saham PGAS menjadi tahan. Target harga PGAS pun diturunkan menjadi Rp 4.210 per saham dari sebelumnya Rp 4.700 per saham. Andy bilang, target ini mencerminkan price earning ratio (PER) 17,8 kali hingga akhir tahun. Frederick pun menyarankan tahan pada saham PGAS. Dia menargetkan, harga saham PGAS bisa mencapai Rp 4.800 per saham dalam 12 bulan mendatang. Harga itu mencerminkan PER 14 kali. Arief lebih yakin memandang harga saham PGAS. Ia yakin, pendapatan dan laba bersih PGAS bisa tumbuh menjadi US$ 2,66 miliar dan US$ 739,5 juta di 2012. Pendapatan dan laba bersih PGAS juga akan terus meningkat di 2013 yaitu menjadi US$ 3,61 miliar dan US$ 1,06 miliar. Karena itu, Arief masih merekomendasikan beli dengan target Rp 5.250 per saham. Kemarin, harga PGAS ditutup Rp 4.650 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana