KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan melakukan kerja sama kajian pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan PT Medco Power Indonesia (MPI) di area operasi kedua belah pihak. Corporate Secretary PGE Muhammad Baron mengatakan, kerja sama antara PGE dan MPI dilakukan dalam rangka mendukung pemerintah mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. “Latar belakangnya kerja sama adalah kedua belah pihak memiliki keahlian dan keinginan untuk mengembangkan potensi yang ada di area operasi,” ujar Baron kepada Kontan.co.id (6/1).
Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGE) perluas kapasitas pembangkit listrik panas bumi Sedikit informasi, PGE saat ini mengelola 14 Wilayah Kerja Panas Bumi. Di dalam wilayah kerja tersebut telah terbangkitkan listrik panas bumi sebesar 1877 MW, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri oleh PGE dan 1205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 88% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,5 juta ton CO2 per tahun. Sementara itu, MPI yang bergerak di sektor IPP dan O&M memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik dengan total kapasitas (gross) lebih dari 3,1 GW di 15 lokasi di Indonesia. PGE dan MPI telah melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) Kajian bersama pada 31 Desember 2021 lalu. Penandatanganan kajian bersama ini merupakan tindak lanjut dari Kick off Meeting kolaborasi bersama yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak dengan tujuan mengoptimalkan pengembangan panas bumi dengan kapasitas sebesar 495 Mega Watts (MW) di area operasi PGE dan MPI. Kajian pengembangan proyek panas bumi dan akan dilakukan di Proyek PGE dan MPI selama 24 bulan ke depan. Kajian tersebut diharapkan dapat mempercepat pengembangan panas bumi.
Baca Juga: Pertamina agresif genjot pengembangan panas bumi lima tahun ke depan Dalam kajian ini, PGE dan MPI akan menganalisis dan melakukan kajian lebih lanjut opsi skema pengembangan untuk setiap Proyek Panas Bumi yang telah ditetapkan, serta mengevaluasi lebih lanjut keekonomian bisnis model bersama dan pembentukan tata waktu dan milestones mulai dari tahapan eksplorasi, eksploitasi, sampai operasi pada setiap proyek. Pemenuhan aspek
Good Corporate Governance (GCG) diutamakan dalam proses-proses tersebut. Baron mengaku belum bisa membeberkan berapa investasi yang akan digelontorkan dalam kerja sama ini. Ia juga mengaku belum bisa mengonfirmasi apakah kerja sama antara PGE dan MPI ini bakal membuahkan proyek-proyek pengembangan pembangkit geothermal baru ke depannya. “Hasil kajian nanti yang menentukan langkah-langkah selanjutnya,” tutur Baron. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto