KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) akan mengucurkan investasi sebesar US$2,68 miliar demi pengembangan panas bumi memenuhi kebutuhan serta keberlangsungan suplai energi nasional. Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu mengungkapkan Indonesia memiliki 40% dari potensi panas bumi di dunia atau setara 29 ribu MW. Namun, saat ini baru sekitar 6% dari potensinya di Indonesia yang telah digarap. Baca Juga: Melalui PLTP, Pertamina percepat pemanfaatan energi bersih Untuk itu, PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) mencanangkan rencana jangka panjang 2021 sampai dengan 2026 untuk pengembangan wilayah kerja yang ada. Selain itu, PGE juga akan menggarap 2 wilayah kerja baru sehingga kapasitas terpasang own operation PLTP akan melesat hampir 2 kali lipat dari 672 MW menjadi 1.112 MW. Dengan demikian PGE optimis dapat meningkatkan cadangan menjadi 2.175 MW dan produksi listrik menjadi 7.455 GWh. “Sebagai BUMN, Pertamina memiliki peran strategis untuk keberlangsungan suplai energi nasional. Salah satunya dengan terus berupaya menjamin ketersediaan energi baik dari sumber minyak dan gas bumi, maupun pengembangan sumber energi baru terbarukan,” ujar Dharmawan dalam siaran pers, dikutip Selasa (12/11). Lebih jauh Dharmawan mengungkapkan, dari total kapasitas terpasang saat ini, pemanfaatan energi panas bumi berpotensi dapat menerangi 1.344.000 rumah dan menghemat cadangan devisa migas sekitar 31.785 BOEPD serta pengurangan emisi sebesar 3,4 ton CO2 per tahun. Baca Juga: Pertamina GE revitalisasi Danau Pangkalan di desa wisata geothermal Kamojang Selain turut mengembangkan infrastruktur, memelihara lingkungan hidup, dan memberdayakan masyarakat di wilayah operasinya, pengembangan panas bumi yang dilakukan oleh PGE juga memberikan kontribusi kepada penerimaan negara sebesar 34% dari net operating income PGE dan juga berkontribusi langsung kepada penerimaan daerah melalui pemberian bonus produksi yang ditransfer langsung ke kas daerah sebesar 1% dari pendapatan kotor untuk penjualan uap dan 0,5% dari pendapatan kotor untuk penjualan listrik. “Kami akan terus meningkatkan produksi dan mengupayakan potensi panas bumi yang melimpah di Indonesia untuk mewujudkan ketahanan energi nasional di masa depan,” terang Dharmawan. Dharmawan menjelaskan, sebagai BUMN yang mengembang tugas mengelola energi nasional, Pertamina berharap panas bumi menjadi andalan masa depan energi Indonesia.
PGE kucurkan US$ 2,68 miliar demi percepat pemanfaatan energi bersih
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) akan mengucurkan investasi sebesar US$2,68 miliar demi pengembangan panas bumi memenuhi kebutuhan serta keberlangsungan suplai energi nasional. Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu mengungkapkan Indonesia memiliki 40% dari potensi panas bumi di dunia atau setara 29 ribu MW. Namun, saat ini baru sekitar 6% dari potensinya di Indonesia yang telah digarap. Baca Juga: Melalui PLTP, Pertamina percepat pemanfaatan energi bersih Untuk itu, PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) mencanangkan rencana jangka panjang 2021 sampai dengan 2026 untuk pengembangan wilayah kerja yang ada. Selain itu, PGE juga akan menggarap 2 wilayah kerja baru sehingga kapasitas terpasang own operation PLTP akan melesat hampir 2 kali lipat dari 672 MW menjadi 1.112 MW. Dengan demikian PGE optimis dapat meningkatkan cadangan menjadi 2.175 MW dan produksi listrik menjadi 7.455 GWh. “Sebagai BUMN, Pertamina memiliki peran strategis untuk keberlangsungan suplai energi nasional. Salah satunya dengan terus berupaya menjamin ketersediaan energi baik dari sumber minyak dan gas bumi, maupun pengembangan sumber energi baru terbarukan,” ujar Dharmawan dalam siaran pers, dikutip Selasa (12/11). Lebih jauh Dharmawan mengungkapkan, dari total kapasitas terpasang saat ini, pemanfaatan energi panas bumi berpotensi dapat menerangi 1.344.000 rumah dan menghemat cadangan devisa migas sekitar 31.785 BOEPD serta pengurangan emisi sebesar 3,4 ton CO2 per tahun. Baca Juga: Pertamina GE revitalisasi Danau Pangkalan di desa wisata geothermal Kamojang Selain turut mengembangkan infrastruktur, memelihara lingkungan hidup, dan memberdayakan masyarakat di wilayah operasinya, pengembangan panas bumi yang dilakukan oleh PGE juga memberikan kontribusi kepada penerimaan negara sebesar 34% dari net operating income PGE dan juga berkontribusi langsung kepada penerimaan daerah melalui pemberian bonus produksi yang ditransfer langsung ke kas daerah sebesar 1% dari pendapatan kotor untuk penjualan uap dan 0,5% dari pendapatan kotor untuk penjualan listrik. “Kami akan terus meningkatkan produksi dan mengupayakan potensi panas bumi yang melimpah di Indonesia untuk mewujudkan ketahanan energi nasional di masa depan,” terang Dharmawan. Dharmawan menjelaskan, sebagai BUMN yang mengembang tugas mengelola energi nasional, Pertamina berharap panas bumi menjadi andalan masa depan energi Indonesia.