KONTAN.CO.ID - Mempertahankan keunggulan di industri panas bumi tak bisa dilakukan tanpa terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terbaru. Menunjukkan komitmen mengembangkan potensi energi panas bumi di Indonesia, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) terus memperluas pemanfaatan teknologi terobosan yang inovatif untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. PGE telah berhasil memasang Flow2Max dengan sukses, alat ukur aliran fluida dua fasa atau two-phase flow meter di lima sumur produksi di Area Lahendong, Sulawesi Utara, setelah sebelumnya melalui purwarupa dan pengujian. Ditemukan oleh Manager Production and Operational Excellence PGE, Mohamad Husni Mubarok PhD (Husni), teknologi ini merupakan yang pertama di dunia yang memungkinkan pemantauan aliran fluida dua fasa panas bumi dengan lebih handal, mudah, real-time, akurat, fleksibel, dan reliabel dibandingkan teknologi yang ada.
Kemampuannya mengukur aliran fluida secara real-time memungkinkan PGE mengevaluasi kinerja dan memprediksi produktivitas sumur produksi. Pemasangan Flow2Max membantu PGE dalam manajemen dan optimalisasi reservoir panas bumi di sebuah lapangan, termasuk mendeteksi dini masalah teknis di sumur. Dengan kesuksesan pemasang Flow2Max di lima sumur ini, PGE segera memperluas penggunaannya ke sumur-sumur panas bumi yang lain sehingga diharapkan efisiensi operasional terus meningkat. “PGE terus bergerak dalam mengembangkan berbagai inovasi dan teknologi untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasi. Ini merupakan salah satu bukti komitmen PGE untuk memajukan industri panas bumi di Indonesia. Kami juga ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung pengembangan energi panas bumi sebagai sumber energi bersih di Indonesia, demi mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Direktur Utama PGE Julfi Hadi. Selain itu, PGE juga telah secara resmi menggunakan perangkat portabel uji produksi sumur panas bumi, Geoflowtest, di berbagai lapangan panas produksi panas bumi PGE. Geoflowtest juga di temukan dan di inisiasi oleh Husni dan tim PGE yang kemudian pembuatannya dilakukan bersama PT Sigma Cipta Utama (SCU). Geoflowtest dapat menghasilkan data real-time lebih akurat untuk pengujian kapasitas produksi sumur, yang sebelumnya dilakukan secara manual yang lebih berisiko bagi keselamatan dan rentan terjadi kesalahan uji. Penggunaan alat portabel ini dapat meningkatkan efisiensi dalam pengujian sehingga evaluasi dan pemantauan kapasitas sumur produksi bisa dilakukan secara komprehensif. Sementara itu, dalam mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan, PGE melakukan pengembangan teknologi screw expander bersama PT Kaishan Orka Indonesia. Alat ini dapat mengekstrak energi tambahan dari fluida panas bumi yang memiliki tekanan rendah, sehingga meningkatkan efisiensi keseluruhan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Dengan begitu, diharapkan kapasitas listrik yang dihasilkan dari pembangkit panas bumi dapat meningkat sehingga berkontribusi kepada penurunan penggunaan bahan bakar fosil yang dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca. Pengembangan teknologi dan inovasi ini juga didasari oleh keyakinan PGE bahwa energi panas bumi memiliki potensi yang besar untuk menjadi sumber energi yang andal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Dengan terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk para Perwira, swasta, dan pemerintah, PGE optimis dapat mewujudkan visinya untuk menjadi perusahaan energi panas bumi kelas dunia atau World Class Green Energy Company yang berkontribusi pada pembangunan yang lebih berkelanjutan. Tentang PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi. Saat ini PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi dan 1 Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, terbagi 672,5 MW yang dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun. Sebagai world class green energy company, PGE ingin menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end-to-end potensi panas bumi beserta produk turunannya serta berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia net zero emission 2060. PGE memiliki kredensial ESG yang sangat baik dengan 16 penghargaan PROPER Emas sejak 2011 sampai 2023 dalam penghargaan kepatuhan lingkungan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Peringkat & Keterlibatan ESG.
Baca Juga: Kepedulian PT PGE Proyek Hululais terhadap Banjir Lebong: Bantuan Sembako &Air Bersih Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti