PGN akui konsumsi gas industri menurun akibat wabah corona dan harga minyak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengugkapkan terjadi penurunan permintaan gas dari sektor industri akibat wabah pandemi corona dan fluktuasi harga minyak dunia  yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Direktur Komersial PGN Dilo Seno Widagdo menuturkan kondisi ekonomi saat ini turut mempengaruhi ketimpangan permintaan gas. Dilo melanjutkan, penerapam lockdown sejumlah negara turut mempengaruhi keberlanjutan sektor industri sebagai salah satu pelanggan PGN.

Baca Juga: PGAS Pangkas Capex dan Target Distribusi Gas, Sahamnya Masih Menarik Dibeli


"Kebutuhan bahan mentah 300 sektor industri dari pelanggan kita sangat bergantung pada impor. Yang paling terdampak itu industri keramik, gasnya turun 15% maka produksi juga turun sekitar itu," tutur Dilo dalam sambungan video conference, Selasa (14/4).

Selain industri keramik, industri lain yang turut terdampak yakni industri kimia, logam manufaktur, dan otomotif. Menurutnya, penurunan konsumsi ini terus terjadi setiap bulannya. PGN memproyeksikan puncak penurunan konsumsi akan terjadi pada pertengahan tahun nanti. "Puncaknya di Juni dan Juli dampaknya, hampir menyentuh angka 10% dari kondisi normal," jelas Dilo.

Kendati demikian, Dilo memastikan pihaknya telah melakukan analisisengenai kondisi yang terjadi saat ini. Selain itu, kondisi saat ini dinilai PGN justru dapat menjadi momentum untuk merambah pasar LNG.

Hal ini mengingat harga LNG mengalami penurunan sekitar 30% hingga 40% dari harga normal. Dilo mengungkapkan, harga LNG yang ada saat ini bahkan cenderung lebih murah ketimbang harga gas yang diproduksi di darat untuk wilayah Jawa dan Sumatera. "Dengan harga LNG yang murah bisa menjadi momentum mengembangkan pasar baru yang belum dirambah PGN," terang Dilo.

Baca Juga: Hadapi pandemi corona, PGN lakukan penyesuaian layanan

Upaya efisiensi juga terus dilakukan PGN yakni melalui pemanfaatan stimulus ekonomi oleh pemerintah.

Dilo menjelaskan, pihaknya turut dalam skema relaksasi perpajakan demi menciptakan harga gas yang murah pada sumber energi primer demi menghadirkan harga yang lebih baik bagi pelanggan. "(Selain itu) kita melihat bahwa ada masalah kurs yang naik signifikan. Kita melakukan hedging dengan dana talangan untuk membantu pelanggan memulihkan cashflownya dulu," tandas Dilo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .