JAKARTA. Untuk memperkuat jaminan pasokan gas, tahun ini PGN melalui anak perusahaannya yaitu Saka Energi Indonesia (SEI) telah merealisasikan penyertaan saham pada blok-blok migas dari perusahaan asing. Ada tiga blok migas yang sudah direalisasikan,
pertama yaitu mengakuisisi 30% hak partisipasi di PSC Bangkanai (Kalimantan) senilai US$ 27 juta. Lalu yang
kedua akuisisi 20% hak partisipasi di PSC Ketapang (Madura) senilai US$ 71 juta. Dan yang
ketiga, PGN melalui Saka Energi mengakuisisi 25% hak partisipasi di PSC Pangkah (Madura) sebesar US$ 265 juta. Secara total, PGN menghabiskan dana senilai US$ 363 juta untuk hak partisipasi dari 3 blok migas yang tersebut.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGN, M. Wahid Sutopo menjelaskan, pembangunan infrastruktur dan akuisisi blok migas tersebut merupakan bentuk komitmen PGN dalam upaya meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk domestik. Langkah tersebut juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus meningkatkan alokasi gas bagi pemenuhan kebutuhan dalam negeri. “Sebagai BUMN yang telah membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi, PGN akan terus mendukung pemanfaatan gas bumi yang menjadi kebijakan pemerintah. Selain efisien, pemanfaatan gas bumi yang ramah lingkungan akan memperkuat daya saing ekonomi nasional dan dapat menghemat subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM),” jelas Wahid di acara Investor Summit di Jakarta, Rabu (27/11). Selain ikut penyertaan saham pada blok migas tersebut, PGN juga mengembangkan infrastruktur gas. Sepanjang 2013, PGN telah membangun dan mengoperasikan Mobile Refueling Unit (MRU) untuk mendukung program konversi gas bumi bagi armada transportasi. Sampai akhir tahun, tiga MRU ditargetkan dapat beroperasi di DKI Jakarta. Perseroan juga tengah menyelesaikan pembangunan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Lampung guna memenuhi kebutuhan sektor industri, komersial dan rumah tangga di wilayah tersebut. Pembangunan FSRU ini ditargetkan selesai tahun 2014 dan mulai beroperasi di awal tahun 2015. FSRU Lampung akan mendapatkan alokasi gas sebanyak 18 Kargo yang dimulai tahun 2016. Sementara pembangunan Pipa Gas Cikande-Bitung sepanjang 30 km proses konstruksinya lebih dari 90% telah selesai. Pipa gas ini merupakan bagian dari proyek South Sumatera West Java (SSWJ) tahap I. Melalui pembangunan pipa ini diharapkan akses industri di wilayah Banten untuk mendapatkan gas bumi akan lebih mudah. Mayoritas pasokan untuk industri
Selama periode Januari - September 2013, volume gas distribusi perseroan telah mencapai 808 MMSCFD, naik dari periode yang sama tahun 2012 yang sebesar 801 MMSCFD. Adapun volume gas untuk transmisi sebesar 867 MMSCFD, menurun dibandingkan periode sama tahun 2012 sebesar 878 MMSCFD. Wahid menambahkan, mayoritas gas PGN disalurkan untuk mendukung kegiatan industri. Dari total volume gas distribusi, sekitar 97% diperuntukkan bagi sektor industri dan sisanya bagi pelanggan komersial serta rumah tangga. Dengan harga gas PGN rata-rata sebesar US$ 9,2 per MMBTU, industri akan menikmati benefit lebih besar dibandingkan bila menggunakan minyak bumi. Pasalnya harga minyak non subsidi kini sekitar US$ 29,67 MMBTU. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan