JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menilai, untuk menerapkan kebijakan pipa open access membutuhkan waktu lima tahun sampai 10 tahun. Sebab, PGN mesti melakukan upaya upgrading terhadap pipa-pipa yang akan dimanfaatkan secara bersama alias open access. Menurut Vice President Corporate Communication PGN Ridha Ababil, pihaknya siap melaksanakan kebijakan open access, namun BPH Migas dan Kementerian ESDM mesti menjelaskan lebih rinci bagaimana penerapannya. "Apakah untuk pipa yang existing atau untuk pipa yang akan dibangun? Ini kan tidak jelas aturannya," ungkap dia, dalam diskusi open access, Rabu (23/10) Bila kebijakan ini berlaku bagi pipa PGN yang sudah dibangun, menurut Ridha, biaya yang harus dikeluarkan PGN untuk melakukan upgrading pipa supaya aman saat dipakai bersama akan sangat besar. "Kami hitung biaya upgrading bisa US$ 1,2 miliar hanya untuk pipa transmisi South Sumatera West Java (SSWJ) yang PGN bangun, belum pipa yang lain," katanya.
PGN dirugikan dengan kebijakan open acces
JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menilai, untuk menerapkan kebijakan pipa open access membutuhkan waktu lima tahun sampai 10 tahun. Sebab, PGN mesti melakukan upaya upgrading terhadap pipa-pipa yang akan dimanfaatkan secara bersama alias open access. Menurut Vice President Corporate Communication PGN Ridha Ababil, pihaknya siap melaksanakan kebijakan open access, namun BPH Migas dan Kementerian ESDM mesti menjelaskan lebih rinci bagaimana penerapannya. "Apakah untuk pipa yang existing atau untuk pipa yang akan dibangun? Ini kan tidak jelas aturannya," ungkap dia, dalam diskusi open access, Rabu (23/10) Bila kebijakan ini berlaku bagi pipa PGN yang sudah dibangun, menurut Ridha, biaya yang harus dikeluarkan PGN untuk melakukan upgrading pipa supaya aman saat dipakai bersama akan sangat besar. "Kami hitung biaya upgrading bisa US$ 1,2 miliar hanya untuk pipa transmisi South Sumatera West Java (SSWJ) yang PGN bangun, belum pipa yang lain," katanya.