PLN ingin beli gas langsung dari produsen



JAKARTA. PT PLN ingin membeli gas langsung dari produsen gas tanpa melalui PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Dengan demikian, PLN berharap bisa memperoleh harga gas yang lebih miring.Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, pembelian langsung dari produsen ini dimungkinkan dalam Peraturan Tata Kerja (PTK) Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Nomor 29 Tahun 2009. “Jadi, kami bisa beli gas langsung kepada ConocoPhilips tanpa melalui PGN seperti yang sekarang ini,” katanya, Rabu (20/6). Saat ini, harga gas dari ConocoPhilips yang dibayar oleh PGN hanya US$ 5,6 per juta british thermal unit. Tetapi, PGN menjual lagi pasokan gas tersebut ke PLN dengan harga US$ 10,2 per juta british thermal unit. Menurut Suryadi, PLN bisa memperoleh gas dengan harga hanya US$ 7,3 per juta british thermal unit bila membeli langsung dari ConocoPhilips. Harga tersebut sudah memasukkan ongkos angkut (toll fee) sebesar US$ 1,47 per juta british thermal unit dengan harga gas dari ConocoPhilips sebesar US$ 5,8 per juta british thermal unit. “Sekarang tergantung BP Migas, apakah siap memberi alokasi gas ke PLN langsung tanpa melalui PGN sebagaimana diamanatkan PTK 029/2009 itu,” tambahnyaPLN mengusulkan mekanisme pembelian langsung ini untuk menekan besaran subsidi listrik. Tahun lalu dengan harga beli rata-rata sebesar US$ 4 per juta british thermal unit dan kebutuhan 800 juta kaki kubik per hari, belanja gas perseroan sebesar US$ 1,2 milyar. Kenaikan harga gas mendongkrak harga beli gas PLN menjadi US$ 6 per juta british thermal unit. “Itu berarti ada tambahan biaya belanja gas sebesar US$ 600 juta menjadi US$ 1,8 milyar sepanjang tahun ini. Artinya, BPP dan subsidi listrik dari PLTG naik,” jelas Suryadi.Saat ini, PLN masih menerima gas dari PGN melalui pipa South Sumatera West Java (SSWJ) sebanyak 147 juta kaki kubik per hari. Pasokan tersebut dialirkan untuk PLTGU Muara Tawar, Bekasi 79 juta kaki kubik per hari, PLTGU Cilegon, Banten 30 juta kakikubik per hari, PLTGU Tanjung Priok, Jakarta Utara 30 juta kaki kubik per hari, dan PLTG Talang Duku, Sumatra Selatan 8 juta kaki kubik per hari. Seluruh pasokan gas tersebut dipatok PGN dengan harga US$ 10,2/juta british thermal unit. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini mengakui, harga gas industri dari PGN sebesar US$ 10,2 per juta british thermal unit terlalu tinggi. PGN membeli gas di hulu dengan patokan harga sekitar US$ 5 – 6 per juta british thermal unit. Namun, perusahaan gas itu kemudian menjual lagi ke konsumen akhir (industri) sampai US$ 10,2 per juta british thermal unit. Selisih harga antara hulu dan hilir tersebut antara lain untuk toll fee sebesar US$ 0,41/juta british thermal unit dan biaya jasa US$ 2/ juta british thermal unit. "Biaya jasa itu terlalu besar. Kami akan meninjau ulang kenaikan harga sebesar 55% itu untuk diturunkan. Tetapi ini masih kita hitung bisa diturunkan berapa,” katanya.Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup enggan berkomentar terkait biaya jasa yang dianggap dipatok terlalu tinggi. Dia menuturkan, harga gas untuk industri saat ini masih dalam pembahasan dengan pemerintah hingga maksimal sampai pekan depan. “Jadi hasilnya baru akan disampaikan minggu depan,” ujarnya dalam pesan singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can