KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS) atau PGN mengupayakan pemenuhan kebutuhan gas yang kian meningkat bagi seluruh pelanggan khususnya pada sektor industri. Wakil Direktur Utama PT Pertamina Wiko Migantoro mengatakan, beberapa tahun mendatang gas memiliki peranan penting sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan strategi menuju NZE.
Baca Juga: PGN Group Dorong Pembangunan Infrastruktur Energi Non Gas "Kita tahu di negara berkembang seperti Indonesia ini akan terus bertumbuh dari segala aspek seperti industri dan semacamnya, sehingga diperlukan adanya ketersediaan energi. Saat ini Indonesia menjalin komitmen dengan komunitas di dunia yang ingin merealisasikan terciptanya energi bersih, salah satunya dengan gas bumi” jelas Wiko dalam siaran pers, dikutip Sabtu (21/10). Dalam acara Customer Business Forum 2024 (CBF 2024) yang digelar pekan lalu, PGN menunjukkan keyakinan dan optimisme dalam memaksimalkan serapan gas yang ada di Indonesia serta membuktikan komitmennya dalam mengutamakan pelanggan demi kemajuan industri. Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko menjelaskan, melalui forum ini, PGN berharp dapat memberikan manfaat untuk pelanggan secara keseluruhan.
Baca Juga: Optimalisasi Gas Bumi Bakal Untungkan Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya "Karena dari sisi pelanggan pun pasti berharap PGN akan menjamin ketersediaan gas demi keberlanjutan industri. Maka dari itu, ke depan PGN akan merambah ke Indonesia Timur dengan melakukan investasi masif demi penyediaan LNG bersih dari hulu ke hilir Indonesia sebagai upaya meyakinkan pelanggan bahwa gas selalu tersedia," jelas Arief. Arief menjelaskan, dalam memenuhi kebutuhan gas bumi pelanggan dan beradaptasi terhadap dinamika lingkungan bisnis yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, PGN telah melakukan berbagai upaya yakni memaksimalkan serapan gas seperti serapan LNG di Jawa Barat yang sudah mencapai 60 BBTUD dimana saat ini layanan gas bumi nasional telah mengalami pergeseran portfolio pasokan yang awalnya didominasi oleh gas pipa, sekarang 60 % dilayani gas pipa dan 40 % dilayani melalui LNG.
Baca Juga: Ada Revisi Jumlah Perusahaan Penerima Harga Gas Murah, Ini Tanggapan PGN Arief menegaskan, PGN akan terus mengupayakan ketersediaan gas melalui komunikasi aktif dengan regulator, stakeholder termasuk menggiatkan pembangunan infrastruktur untuk menjangkau pasar-pasar baru. Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini mengungkapkan,
demand gas bumi saat ini terus mengalami peningkatan. “PGN akan terus berusaha menyediakan gas pipa dengan komunikasi intensif degan pemerintah untuk mengalokasikan gas pipa pada pelanggan industri. Sedangkan sisanya akan diisi oleh supply LNG yang dipasok dari infrastruktur FSRU Lampung, Nusantara Regas, dan Aceh” tegas Ratih. Tercatat, pembangunan infrastruktur juga sedang digiatkan PGN dengan tujuan gas bumi yang bersumber dari Sumatera dapat didistribusikan hingga Jawa Barat melalui pipa Dumai – Sei Mangke, SSWJ, dan pipa Cisem 2. Melalui berbagai proyek ini, PGN pun berharap adanya penyerapan gas secara maksimal oleh industri untuk menjaga keberlanjutan industri salah satunya dengan LNG.
Baca Juga: Kerek Pemanfaatan Gas Bumi, PGN Bidik Kawasan Industri di Indonesia Timur "Karena LNG menjadi energi pilihan dan signifikan untuk mendukung pasokan energi pada tahun-tahun berikutnya sesuai dengan proyeksi ketersediaan pasokan di beberapa wilayah pengembangan baru yang didominasi di offshore,” ucap Ratih. Dalam forum tersebut juga merupakan ajang diskusi dan komunikasi kedua belah pihak terkait rencana harga gas tahun 2025. Dijelaskan bahwa mekanisme yang digunakan akan tetap sama dengan tahun 2024 yang terdiri dari harga gas pipa dan harga gas regasifikasi. Tentunya harga gas regasifikasi akan bersifat dinamis, menyesuaikan dinamika harga LNG sesuai dengan formula yang ditetapkan oleh regulator dan kondisi ICP. Diharapkan dengan pemberlakuan harga gas regasifikasi yang dinamis berdasarkan formula ICP, memungkinkan pelanggan memperoleh price signal yang tepat dan harga gas yang tetap kompetitif jika dibandingkan dengan BBM. Ratih mengatakan, harga LNG mengacu pada
Indonesia Crude Price (ICP) yang ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan. Sementara itu, realisasi harga gas cenderung fluktuatif yang dipengaruhi oleh supply maupun faktor eksternal. Kondisi ini membuat harga gas dapat lebih rendah maupun tinggi namun tetap mengacu pada ICP.
Baca Juga: PGN Perkuat Pemenuhan Pasokan Untuk Sektor Kelistrikan "Ini menjadi strategi yang kita terapkan untuk tahun 2025 hingga ke depan mengingat ketersediaan LNG yang lebih dominan dibandingkan gas pipa. Kami sangat mengharapkan sektor industri dapat terus tumbuh dan berkelanjutan,” tambah Ratih. Terakhir, beberapa hal yang menjadi komitmen PGN bagi pelanggan khususnya sektor industri yakni PGN senantiasa berupaya mendukung pemenuhan gas bumi domestik khususnya pada sektor industri sejumlah sekitar 2500 pelanggan per 2024 dan diperkirakan akan meningkat mencapai 2700-2750 pelanggan industri pada beberapa tahun ke depan. Mengingat peningkatan kebutuhan masyarakat akan gas, maka LNG akan menjadi penopang ketersediaan dan keandalan dalam distribusi gas bumi PGN. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto