PGN Kurangi Pasokan Gas, Industri Menjerit



JAKARTA. Rencana Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengurangi pasokan gas sekitar 280 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) bagi pelanggan industri pada 2009, bakal berbuntut panjang. Industri menjerit karena PGN mengalihkan pasokan gas ke pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 281,2 MMSCFD.

Sektor industri yang terimbas rencana PGN ini di antaranya sarung tangan karet dan keramik. Pelaku usaha di kedua sektor industri itu tak menikmati berkah naiknya permintaan sarung tangan dunia sebesar 20%. "Kami kecewa, karena pertumbuhan pasar sarung tangan karet sangat tinggi naik 15-20%," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Sarung Tangan Karet Indonesia (IRGMA), A. Safiun, Jumat (26/9).

Situasi ini memang tak menyenangkan para pelaku usaha. Apalagi, produk sarung tangan karet made ini Indonesia baru memenuhi 7% dari total permintaan dunia. "Saat ini kami hanya mampu memproduksi 9 miliar piece sarung tangan. Ini sangat kecil bila dibanding total permintaan dunia," kata Safiun.


Menurut Safiun, ketidakpastian pasokan gas tak terjadi kali ini saja. Pengusaha sarung tangan karet, yang banyak terfokus di Sumatera Utara, kerap kalah dalam berebut pasokan gas. PGN lebih memilih memasok gas ke industri di Sumatera Selatan dan Jawa Barat. "Sejak dulu kami mempertanyakan itu," kata Safiun.

Ketua Umum Asosiasi Industri Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Achmad Wijaya menyesalkan kebijakan PGN itu. Dengan pengurangan gas maka industri semakin terpuruk. Sebab, gas bagi industri keramik adalah satu-satunya sumber energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test