PGN lanjutkan proyek pipa Gas Duri-Dumai-Medan



JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) kini mulai mengkaji ulang rencana proyek pembangunan pipa gas yang menghubungkan wilayah Duri dan Dumai di Riau hingga ke Medan di Sumatera Utara (DDM). Langkah tersebut dilakukan setelah perusahaan tersebut mendapat sejumlah opsi untuk memenuhi pasokan gas. Kepastian suplai gas ini menjadi dasar utama kelanjutan proyek pipa DDM. Sekadar mengingatkan, pembangunan proyek pipa sepanjang 450 kilometer (km) itu sempat terkatung-katung, lantaran tak kunjung mendapat kepastian suplai gas. Proyek yang direncanakan sejak tahun 2005 ini terus tertunda. Pembahasan terakhir dilakukan pada tahun 2011.Vice President Corporate Communication PGN, Ridha Ababil, menyebut, saat ini, PGN sedang mempertimbangkan sejumlah opsi untuk memenuhi pasokan gas. "Salah satunya bersumber dari dua blok migas yang saat ini sedang proses akuisisi," ungkapnya, Rabu (20/2).Selain kepastian pasokan gas, PGN bisa melanjutkan proyek pembangunan pipa gas DDM lantaran proyek besarnya hampir tuntas di tahun ini. Sebagai contoh, salah satu proyek besarĀ  yang bakal tuntas yaitu pembangunan pipa South Sumatra West Java (SSWJ). "Karena proyek SSWJ yang sebelumnya menjadi fokus kami kini sudah berjalan baik, jadi sekarang saat yang tepat untuk membahas proyek pipa DDM," papar Ridha.Corporate Secretary PGN, Heri Yusup, menambahkan, saat ini proyek pipa DDM sudah memasuki tahap proses penyelesaian perizinan. Perusahaan ini sedang melengkapi sejumlah berkas yang diperlukan untuk mendapatkan izin dari pemerintah daerah setempat. Kata Heri, pembangunan pipa DDM diperkirakan memakan waktu sekitar tiga tahun. Sayangnya, dia belum bisa memastikan waktu dimulainya pengerjaan proyek itu. "Masih dalam kajian secara detil. Tapi, kami berharap dalam waktu dekat sudah bisa direalisasikan," kilahnya. Sekedar catatan, pembangunan pipa gas DDM sangat strategis bagi PGN untuk mengintegrasikan infrastruktur pipa di Sumatera bagian tengah dan utara. Berdasarkan kajian tahun 2011, proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar US$ 400 juta.Nah, Heri menyatakan, saat ini, PGN masih menghitung ulang besaran kebutuhan investasi dengan mempertimbangkan harga terkini bahan baku pipa baja. Selain itu, PGN tengah menghitung sumber, kebutuhan danĀ  alokasi gas yang mencapai 200 million metric standard cubic feet per day (mmscfd). "Investasinya mungkin bisa lebih dari US$ 400 juta. Sementara, untuk pasokan, kami berharap ada yang berasal dari dua blok migas yang akan kami akuisisi," katanya.Sebagai gambaran, PGN sudah menyiapkan dana Rp 5 triliun untuk akuisisi dua blok gas. Sayang, perusahaan ini masih merahasiakan lokasi dan potensi gas di kedua blok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini