PGN Mulai Konversi BBM ke CNG pada Tiga Jenis Kendaraan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina melakukan sejumlah upaya mendorong implementasi gas bumi di sektor transportasi.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, salah satu program yang dilakukan yakni konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Compressed Natural Gas (CNG). Strategi ini diklaim dapat mendukung target penurunan karbon dengan lebih cepat serta biaya terjangkau.

"Tidak perlu beli kendaraan baru, cukup dikonversi saja dengan biaya yang lebih rendah," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (31/1).


Baca Juga: Punya Program Jargas, PGN Berharap Dapat Insentif Harga Gas Hulu

Sementara itu, Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto mengungkapkan, pelaksanaan konversi BBM ke CNG dilakukan pada tiga jenis kendaraan truk tangki BBM Pertamina Group.

"Sesuai amanah Pertamina, kami bersama subholding lain berupaya untuk memberikan alternatif energi yang lebih murah, bersih dan sustain," kata Haryo.

Selain ujicoba pada kendaraan truk tangki BBM, PGN juga menargetkan konversi BBM ke CNG pada kendaraan roda dua Sebagai langkah awal, PGN menyasar para pengemudi ojek online.

Haryo mengklaim, konsumsi bahan bakar dengan CNG lebih murah ketimbang harus menggunakan Pertalite. Sebagai gambaran, jika pengemudi harus membayar Rp 10 ribu per liter untuk Pertalite, maka dengan menggunakan CNG biaya yang dikeluarkan lebih kecil yakni sebesar Rp 4.500.

"Kami banyak dapat masukan keluhan dari khususnya ojol dan yang lain-lain tentang harga BBM yang naik sekarang. Jadi PGN bukan menggantikan tapi memberikan alternatif energi," kata Haryo.

Baca Juga: PGN Mulai Uji Coba LNG untuk Bahan Bakar Truk

Selain itu, penggunaan CNG pada sepeda motor diklaim bakal berkontribusi pada penghematan anggaran subsidi. Haryo menjelaskan, dengan asumsi konsumsi BBM 2,5 liter per hari maka penghematannya mencapai Rp 5 juta per tahun. Dengan kondisi tersebut maka beban subsidi yang dapat dipangkas mencapai Rp 228 miliar. 

Haryo menambahkan, dalam lima tahun ditargetkan 100 ribu unit motor dapat dikonversi. Program ini akan dimulai pada Maret tahun ini dengan sasaran wilayah yakni Jakarta dan Jawa Tengah.

Selanjutnya, PGN akan melakukan pilot project pada mobil pribadi. Program ini bakal dimulai pada 1 April mendatang. Efisiensi yang bisa diperoleh mencapai RP 30 juta dengan asumsi pemakaian BBM 15 liter per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .