PGN Mulai Pembangunan Pipa Distribusi Ruas Mangkang - Kawasan Industri Kendal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memulai pembangunan pipa distribusi ruas Mangkang - Kawasan Industri Kendal (KIK) pada Selasa (6/12).

Pembangunan ini ditandai dengan pelaksanaan first welding atau pengelasan pertama. Pembangunan ruas pipa ini juga mendukung pemanfaatan ruas pipa transmisi Cirebon - Semarang (Cisem).

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo menjelaskan, KI Kendal masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) dan diharapkan selesai pada semester I 2024.


Di tahap awal, gas bumi di KI Kendal berpotensi akan diserap oleh 7 pelanggan industri dengan kebutuhan kurang lebih 3,4 - 4 BBTUD.

Baca Juga: Tingkatkan Inovasi Infrastruktur Jargas, PGN Klaim Efisiensi Capex Hingga 50%

"Sudah ada koordinasi yang kuat antara pipa Cisem dan pipa distribusi oleh PGN yang langsung masuk ke kawasan industri. Pembangunan infrastruktur gas ini akan menambah kemampuan daya saing di sektor industri, khususnya Jawa Tengah," ungkap Wahyu dalam siaran pers, Kamis (8/12).

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengungkapkan, sumber energi gas untuk Jawa Tengah sangat besar dan pipa Cirebon - Semarang (Cisem) berpotensi untuk memenuhi kebutuhan berbagai Kawasan Industri yang sedang berkembang seperti Kendal, Wijaya Kusuma, KIT Batang, dan KI Brebes. Kebutuhan gas di kawasan industri diprediksi berkembang lebih pesat setelah pengembangan infrastruktur.

"Pada tahun 2027 diperkirakan penyerapan KIT Batang 79 MMSCFD untuk seluruh klaster seluas 3100 ha. Skema yang akan digunakan antara lain CNG Trucking untuk konsumen yang jauh dari pipa. Kemudian, pengembangan pipa gas Gresik Semarang yang dilanjutkan pipa distribusi hingga pelanggan industri dan rumah tangga. Pipa Cisem telah dibangun Tahap 1 untuk ruas Semarang-Batang yang ditargetkan selesai tahun 2023. KI Kendal dan KIT Batang akan siap menyerap pasokan gas di Jateng," ujar Sujarwanto.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar menjelaskan,PGN juga siap melayani kebutuhan gas di Jawa Tengah dan DIY sebesar 20 - 40 MMSCFD untuk seluruh segmen pelanggan. Secara paralel, PGN menyiapkan pembangunan infrastruktur baik pipa maupun non pipa. PGN akan mengambil opsi tercepat agar kebutuhan seluruh pelanggan dapat dilayani dengan baik.

"Sepanjang Mangkang sampai Tambak Aji, PGN sudah melakukan survei untuk pelanggan non industri dalam rangka optimalisasi penyerapan gas bumi untuk sektor UMKM dan pelanggan kecil sekitar 200 pelanggan, serta rumah tangga sesuai survey pasar 5000 keminatan calon pelanggan dengan kebutuhan gas bumi sekitar 2 MMSCFD," jelas Achmad.

Pembangunan infrastruktur akan di mulai dari wilayah Mangkang, sekaligus untuk mengembangkan SPBG Mangkang. Kemudian secara bertahap, akan dibangun pipa distribusi yang terintegrasi dengan KI Kendal dan kawasan-kawasan industri lainnya.

Menurut Achmad, PGN kembali mendapatkan momentum untuk menanamkan tonggak penyediaan infrastruktur penunjang bagi kawasan industri. Sekaligus menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo, di mana pemerintah Indonesia akan menjamin ketersediaan infrastruktur salah satunya adalah gas bagi KI Kendal.

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) Berencana Buyback Surat Utang Senilai US$ 400 Juta

Achmad berharap, penggunaan gas bumi di KI Kendal mampu memberi efek positif yang nyata di dalam upaya mendatangkan investasi ke Indonesia. PGN akan terus melanjutkan pengembangan di Kendal, Mangkang, dan sekitarnya. Secara bertahap, akan membantu Jawa Tengah menjadi Hub gas bumi.

Dengan dukungan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, PGN optimis bahwa infastruktur gas bumi dan jaminan pasokannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Kami PGN, ingin menyediakan gas bumi dan infrastrukturnya sebagai komponen vital dalam pengembangan suatu kawasan industri. Ketika gas sudah mengalir nanti, semoga dapat menumbuhkan ekonomi Jawa Tengah melalui industri-industri baru yang berada di kawasan industri,” pungkas Achmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto