PGN negosiasi LNG dengan BP



JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN melakukan proses negosiasi harga jual gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari kilang LNG Tangguh,Teluk Bintuni, Papua Barat. Negosiasi ini dilakukan PGN untuk mendapatkan kepastian pasokan LNG dalam jangka panjang.

Proses negosiasi dilakukan oleh anak usaha PGN, yaitu PGN LNG Indonesia dengan BP Berau Ltd, operator kilang LNG Tangguh. "Kami masih dalam penjajakan, sehingga belum ada pembicaraan soal volume dan harga," kata Nisi Setyobudi, Presiden Direktur PGN LNG Indonesia ke KONTAN, Kamis (5/2).

Nisi berharap, BP Berau bisa memberikan harga kompetitif. Sebab, PGN punya tugas besar melancarkan program konversi minyak ke gas seperti keinginan pemerintah.


Untuk menampung LNG dari Tangguh, PGN LNG Indonesia mengandalkan terminal penampungan, yang biasa disebut floating storage and regasification unit (FSRU), di Lampung. Adapun LNG dari FSRU Lampung nantinya disalurkan ke pembangkit listrik tenaga gas Muara Tawar di Bekasi serta berbagai industri yang menjadi pelanggan PGN di sekitar Jawa Barat.

Sebelum dialirkan, FSRU Lampung mengubah LNG itu menjadi gas atau regasifikasi. Soal kapasitas, FSRU Lampung bisa menampung 170.000 meter kubik LNG dengan kemampuan regasifikasi 240 juta standar kubik kaki per hari (MMSCFD).

FSRU Lampung mulai tahap commissioning akhir Juli 2014 lalu, yang ditandai dengan pengiriman perdana satu kargo LNG dari kilang LNG Tangguh. Kargo perdana LNG ini setara dengan volume gas 3.320.000 juta British Thermal Unit (MMBTU).

Sepanjang 2014, FSRU Lampung mendapat lima kargo LNG dari LNG Tangguh. Di tahun ini, PGN mendapat pasokan LNG dari LNG Tangguh sebanyak 11 kargo, berupa tujuh kargo utama dan empat kargo tambahan.

Zuldadi Rafli, Kepala Subbagian Komunikasi dan Protokoler SKK Migas bilang, harga beli gas LNG Tangguh memakai formula yang tidak bisa diungkap ke publik. Ia beralasan, pembentukan harganya menggunakan skema business to business.

Namun Zuldadi memperkirakan, harga LNG Tangguh ada di kisaran US$ 9,54 per MMBTU. Wigra Hanafiah, Media Relations dari BP Berau Ltd. tidak mau menanggapi perkiraan harga itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia