JAKARTA. Harga minyak mentah yang terus menurun hingga US$ 40 per barel membuat kinerja perusahaan-perusahaan migas di negeri Paman Sam ikut turun. Tak terkecuali rekan bisnis PT Saka Energi Indonesia, yaitu Swift Energy Company di blok shale gas Fasken. Selasa (18/8), pekan lalu, Swift Energi mendapatkan peringatan dari otoritas Bursa Saham New York (NYSE) karena harga sahamnya turun di bawah US$ 1 per saham dan nilai kapitalisasi di bawah US$ 50 juta. NYSE pun mengancam akan melakukan penghapusan atawa delisting saham Swift Energi jika performa saham emiten tersebut tidak juga membaik. Sebagai rekan bisnis, Chief Operating and Commercial Officer Saka Energi Indonesia, Tumbur Parlindungan menegaskan, investasi Saka Energi di blok shale gas Fasken tidak terpengaruh dengan kinerja Swift Energy yang tengah menurun. Sebab, Saka tidak langsung melakukan investasi di Swift Energy Company, tapi membentuk joint venture mengelola blok shale gas Fasken.
PGN optimis shale gas Fasken terus menyembur
JAKARTA. Harga minyak mentah yang terus menurun hingga US$ 40 per barel membuat kinerja perusahaan-perusahaan migas di negeri Paman Sam ikut turun. Tak terkecuali rekan bisnis PT Saka Energi Indonesia, yaitu Swift Energy Company di blok shale gas Fasken. Selasa (18/8), pekan lalu, Swift Energi mendapatkan peringatan dari otoritas Bursa Saham New York (NYSE) karena harga sahamnya turun di bawah US$ 1 per saham dan nilai kapitalisasi di bawah US$ 50 juta. NYSE pun mengancam akan melakukan penghapusan atawa delisting saham Swift Energi jika performa saham emiten tersebut tidak juga membaik. Sebagai rekan bisnis, Chief Operating and Commercial Officer Saka Energi Indonesia, Tumbur Parlindungan menegaskan, investasi Saka Energi di blok shale gas Fasken tidak terpengaruh dengan kinerja Swift Energy yang tengah menurun. Sebab, Saka tidak langsung melakukan investasi di Swift Energy Company, tapi membentuk joint venture mengelola blok shale gas Fasken.