PGN (PGAS) Bisa Raup Pendapatan Rp 2,2 Triliun dari Proyek Pipa Blok Rokan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menargetkan proyek pipa transportasi minyak Blok Rokan dapat segera beroperasi penuh dan memberikan kontribusi ke pendapatan perusahaan. Lewat anak usahanya, PT Pertagas, PGAS menyelesaikan pembangunan jaringan pipa transmisi minyak sepanjang 367 km.

Jaringan pipa tersebut membentang dari Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai (WK Rokan PSC). Potensial volume yang bisa ditampung jaringan pipa minyak ini mencapai 265.000 barel per hari.

Direktur Infrastruktur & Teknologi PGAS Achmad Muchtasyar mengungkapkan pada kuartal I-2022 pipa transmisi minyak ini sudah memulai operasi parsial dengan volume 19.000 barel per hari. Selanjutnya, operasi penuh ditargetkan pada akhir kuartal keempat 2022 dengan volume 140.000 barel-160.000 barel per hari.


"Harapannya dari proyek ini dapat berkontribusi pada peningkatan pendapatan PGAS di segmen oil transportation. Proyek ini merupakan salah satu sinergi holding dan sebagai penguatan infrastruktur," ujar Muchtasyar dalam paparan publik virtual, Senin (28/11).

Baca Juga: Inilah Rekomendasi Saham yang Berpotensi Cuan Karena Window Dressing Desember 2022

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PGAS Fadjar Harianto Widodo memperkirakan saat pengoperasian penuh pada tahun depan, pipa transmisi minyak Rokan bisa memberikan kontribusi pendapatan hingga US$ 140 juta. Jumlah itu setara dengan Rp 2,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.722,4 per dolar AS.

"Di tahun 2023 sudah full onstream. Harapannya kita bisa mendapatkan tambahan pendapatan. Dari Pipa Rokan ini dampak revenue di US$ 130 juta-US$ 140 juta," terang Fadjar.

Sedangkan untuk tahun 2022, pipa Rokan ditaksir mampu menyumbang pendapatan sekitar US$ 30 juta. Sebab, tahun ini masih beroperasi secara parsial dengan proses peningkatan (ramp up). Hasil ini akan memperkuat pendapatan PGAS di segmen penyaluran atau transportasi minyak mentah.

 
PGAS Chart by TradingView

Proyek Strategis PGAS

Selain jaringan pipa transmisi Rokan, PGAS juga sedang menggarap sejumlah proyek strategis lainnya. Pertama, gasifikasi kilang minyak Pertamina. Meliputi Refinery Unit (RU) VI Balongan, RU IV Cilacap, dan RU V Balikpapan.

Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PGAS, Heru Setiawan menerangkan, proyek ini mendukung efisiensi kilang-kilang Pertamina melalui konversi refinery oil menjadi gas. Untuk RU VI Balongan, PGAS telah mengalirkan gas dengan volume sampai dengan 30 BBTUD sejak akhir Agustus 2021.

Sementara itu, RU IV Cilacap masih di tahap redesain karena ada penurunan volume permintaan. Sehingga masih dilakukan proses amandemen perjanjian komersial. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada Desember 2024.

Sedangkan untuk proyek gasifikasi di RU V Balikpapan, progres secara keseluruhan mencapai 42,82% dengan target operasi pada Juli 2023. 

Kedua, gasifikasi pembangkit listrik. Proyek ini merujuk pada arahan dari Kementerian ESDM. Gasifikasi dilakukan pada 47 titik lokasi pembangkit dengan total volume kebutuhan Liquid Natural Gas (LNG) sebesar 282,93 BBTUD.

Ketiga, proyek jaringan gas (jargas). Layanan ke segmen rumah tangga ini mendukung kebijakan pengurangan impor dan subsidi LPG. Untuk Jargas rumah tangga melalui APBN tahun 2022, PGAS membangun sebanyak 40.777 SR dengan progres konstruksi hingga September 2022 mencapai 81,76%.

Selanjutnya, PGAS juga akan membangun jargas yang dibiayai dengan investasi internal di 17 area operasi. Sampai denga kuartal III-2022, progres jargas secara mandiri ini mencapai 905.000 SR dalam tahap Front End Engineering Design (FEED). Lalu, sebanyak 159.000 berstatus Final Investment Decision (FID).

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) Mulai Bangun Infrastruktur Gas Bumi KIT Batang

Dari sisi belanja modal (capex) PGAS menyiapkan anggaran hingga US$ 764 juta pada tahun ini. Namun, realisasi capex PGAS hingga kuartal ketiga 2022 masih mini.

PGAS baru mengucurkan capex senilai US$ 96 juta atau setara dengan 12,56% dari total anggaran. Menurut Heru, minimnya realisasi capex lantaran PGAS menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengucurkan investasi di tengah kondisi  yang menantang.

Sebab, dinamika saat ini rentan menimbulkan perubahan permintaan sehingga bisa mempengaruhi proses keterikatan komersial dengan calon pelanggan. "Perusahaan berupaya meningkatkan serapan capex melalui inisiatif tambahan contohnya di hulu migas," imbuh Heru.

Pada tahun depan, Direktur Utama PGAS M. Haryo Yunianto menyampaikan akan menggenjot layanan gas niaga dan menjaring pelanggan-pelanggan baru. PGAS juga menggelar strategi pengelolaan ketersediaan pasokan dan diversifikasi bisnis lewat anak-anak usahanya.

Kemudian, menjajaki kerja sama dengan Pertamina maupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas untuk mengamankan pasokan. Sembari mencari potensi pelanggan baru dari daerah atau industri sekitarnya. Termasuk dengan produk LNG dan Compressed Natural Gas (CNG).

"Pada 2023 dan ke depan, kami sudah membuat program untuk layanan beyond pipeline. Upaya customer acquisition dan layanan berbasis teknologi Insha Allah kami jalankan pada 2023," tandas Haryo.

Baca Juga: PGN Grup serap pasokan gas bumi dari Lapangan milik HCML

Rekomendasi Saham

Saham PGAS ditutup merosot 0,54% ke harga Rp 1.845 pada perdagangan Senin (28/11).  Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menyoroti bahwa pergerakan saham PGAS masih cenderung mengalami konsolidasi dalam tiga bulan terakhir.

"Pekan ini tampaknya harga cenderung terkoreksi, namun selama masih bertahan di atas Rp 1.800 maka ada peluang kembali mengalami kenaikan," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Senin (28/11).

Menurut Ivan, gerak saham PGAS masih tertahan di level psikologis Rp 2.000 sebagai area resistance. Saran Ivan, buy on weakness saham PGAS dengan target terdekat di Rp 1.940.

Analis RHB Sekuritas Andhika Suryadharma juga melihat PGAS punya prospek yang apik. Didukung oleh segmen bisnis distribusi gas, transmisi, hulu, hingga transportasi minyak. Andhika merekomendasikan buy PGAS dengan target harga di Rp 2.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari