PGN: Potensi Kebutuhan LNG Akan Semakin Besar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN menyatakan proyeksi kebutuhan liquefied natural gas (LNG) atau gas alam cair akan semakin besar seiring dengan menurunnya pasokan gas pipa dari sumur tertentu yang mendukung penyediaan gas di wilayah Jawa Bagian Barat dan Sumatra.

Sekretaris Perusahaan PGN Susiyani Nurwulandari mengatakan, LNG merupakan salah satu upaya yang PGN berikan bersama pemerintah dan pemasok untuk menjawab kebutuhan gas bumi domestik. 

"Tahun 2024 kebutuhan kargo LNG diperkirakan sekitar 2-3 kargo dan di tahun 2025 dan seterusnya mencapai 22-30 kargo per tahun," kata Susiyani kepada Kontan.co.id, Senin (8/7).


Susiyani menuturkan PGN secara aktif terus berkomunikasi dengan pemangku kepentingan di antaranya SKK migas dan Ditjen Migas untuk memenuhi kebutuhan LNG para pelanggan.

Baca Juga: Didukung Pemangkasan Produksi Minyak, Cek Rekomendasi Saham AKRA, PGAS, MEDC, ELSA

Layanan beyond pipeline ini akan memperkuat pemenuhan gas baik untuk pelanggan existing maupun pelanggan baru. Beberapa sumber LNG domestik dapat menjadi alternatif penyediaan yang antara lain dari Tangguh, Bontang atau Donggi Senoro termasuk beberapa potensi kilang LNG baru seperti Masela atau proyek yang dikembangkan oleh midstream (pengembang infrastruktur).

Selain itu, kata Susiyani, dengan integrasi infrastruktur yang dimiliki PGN Grup, FSRU Lampung dan FSRU Jawa Barat sebagai salah satu infrastruktur pendukung penyaluran LNG dan gas bumi juga tetap berjalan untuk melayani kebutuhan LNG dan gas dari hasil regasifikasi untuk semua sektor. Sejak 13 Mei 2024, gas hasil regasifikasi LNG FSRU Lampung mulai dialirkan untuk industri di tengah peningkatan demand.

Menurut Susiyani, gas hasil regasifikasi LNG dari infrastruktur FSRU Lampung terintegrasi dengan Pipa South Sumatera-West Java (SSWJ). Ketika kondisi pasokan fluktuatif, FSRU Lampung dan FSRU Jawa Barat menjadi backbone kestabilan layanan dan enabler supply point yang bersumber dari LNG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati