PGN sebut lifting minyak Saka Indonesia tak optimal karena agresif tentukan target



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), lifting minyak Saka Indonesia Pangkah Ltd pada semester I-2019 baru mencapai 52% dari target APBN 2019.

Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Gigih Prakoso yang ditemui di Jakarta menyebut rendahnya lifting anak usaha PGN tersebut akibat kesalahan dalam menetapkan target di awal. "Karena waktu bikin rencana mereka terlalu agresif secara lifting-nya," ujar Gigih, Rabu (31/7).

Lebih jauh Gigih menyebut dirinya telah meminta manajemen Saka untuk melakukan pengembangan demi memperbaiki kinerja. Asal tahu saja, target lifting APBN 2019 Saka sebesar 5.600 barel oil per day (bopd), sementara realisasinya baru mencapai 52% atau sebesar 2.933 bopd.


Gigih menambahkan tertundanya sejumlah proyek juga cukup menghambat kinerja Saka pada paruh pertama 2019. "West Pangkah dan Sedayu kan tertunda, ada juga hal lainnya," ujar Gigih. Gigih menyebutkan, West Pangkah di jadwalkan onstream pada akhir tahun ini dan Sedayu pada awal 2020 mendatang.

Menghadapi paruh kedua 2019, Gigih bilang Saka akan melakukan perbaikan kinerja dengan melakukan pemboran in field serta work over. "Semuanya kita minta, supaya produksi bisa dipertahankan dan tidak turun," tandas Gigih.

Kontan mencatat, Saka Energi saat ini memiliki hak kelola 11 blok migas di dalam dan luar negeri. Dari jumlah itu, lima diantaranya dioperasikan oleh Saka Energi dengan 100% kepemilikan yaitu PT Pangkah, Sesulu Selatan, Wokam II, Pekawai, dan PSC West Yamdena.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .