Phapros andalkan obat generik



JAKARTA. PT Phapros Tbk mencatatkan kenaikan laba hingga 50% di kuartal satu tahun ini menjadi Rp 10,1 miliar. Hasil ini tidak terlepas dari kinerja positif perusahaan farmasi tersebut.

Menurut Sri Utami, Direktur Utama PT Phapros Tbk, pendapatan perusahaan ini di periode tersebut naik 10,7% menjadi Rp 147,6 miliar. Salah satu pemicu pendapatan adalah pertumbuhan penjualan obat bebas sebesar 28%. "Produk ethical (obat resep) kami juga naik 20% di kuartal I tahun ini," katanya, Jumat (28/4).

Kalau ditotal, penjualan obat generik menjadi penopang bisnis Phapros. Di periode itu, obat yang biasa dipakai BPJS Kesehatan ini berkontribusi hingga 41% dari total pendapatan.


Melihat hasil positif, perusahaan ini optimistis bisa meraup pendapatan Rp 1 triliun di akhir tahun ini. Target ini tumbuh 22% ketimbang realisasi pendapatan tahun lalu, yang tercatat Rp 816 miliar.

Supaya target tercapai, perusahaan yang berbasis di Semarang ini bakal menelurkan produk obat anyar. "Setiap tahun kami menargetkan mengeluarkan delapan sampai 10 produk baru," ujar Imam Arif Juliadi, Sekretaris Perusahaan PT Phapros Tbk, kepada KONTAN, Sabtu (29/4).

Sayang, Imam tidak merinci jenis produk yang bakal dikeluarkan perusahaan farmasi tersebut. Yang jelas, agar bisa merealisasikan target tersebut, Phapros menganggarkan belanja modal tahun ini sebesar Rp 290 miliar. Atau naik dua kali lipat lebih dari belanja modal tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 130 miliar.

Sebagian belanja modal berasal dari penerbitan surat utang jangka menengah. Sedangkan sisanya dari kas internal perusahaan. "Belanja modal tersebut menurut rencana akan kami gunakan untuk optimalisasi pabrik, termasuk merampungkan pabrik baru, kata Sri Utami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini