JAKARTA. Perusahaan farmasi PT Phapros Tbk ikut menikmati beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sebab program ini membuat permintaan obat generik melonjak. Walhasil anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini percaya diri mematok target. "Sejak ada BPJS Kesehatan, permintaan obat generik naik 35% selama 2014," kata Iswanto, Direktur Utama Phapros, (11/12). Phapros menargetkan pertumbuhan penjualan 2015 sebesar 16% menjadi Rp 675 miliar. Sedangkan laba bersih tahun depan ditargetkan naik 25% menjadi Rp 65 miliar.
Penjualan obat generik menjadi kontributor terbesar penjualan Phapros tahun ini, yaitu 58%. Sisanya berasal dari obat over the counter (OTC) alias obat bebas dan obat ethical atau obat resep. Sampai November 2014, manajemen Phapros mengklaim mengantongi penjualan Rp 520 miliar, naik 17% dari periode yang sama 2013. Sementara laba bersih naik 39% menjadi Rp 40 miliar. Adapun target penjualan dan laba bersih 2014 masing-masing Rp 590 miliar dan Rp 56 miliar. Untuk mencapai target tahun depan, perusahaan ini sudah menyiapkan sejumlah strategi.
Pertama, menggenjot penjualan obat generik. Selain itu Phapros juga akan menambah portofolio produk obat OTC dan obat ethical. Terbaru, perusahaan ini mencoba peruntungan di pasar obat laksatif alias pencahar yaitu Eucarbon Herbal. Phapros menggarap obat laksatif karena potensi pasar yang besar, nilainya mencapai Rp 140 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 8% per tahun. "Kami ingin merebut pangsa pasar sebesar 3% di tahun pertama. Kemudian bertambah menjadi 6% dalam tiga tahun," papar Iswanto.
Kedua, Phapros akan membentuk lini bisnis baru yang memproduksi implan. Ketiga, perusahaan juga akan memperbesar pasar ekspor. "Kami sudah merintis ekspor ke Kamboja. Ekspor ke Vietnam dan Afganistan sudah bisa jalan tahun depan," katanya. Demi mendukung rencana ekspansi, Phapros mengalokasikan belanja modal Rp 151 miliar pada 2015. Sekitar Rp 90 miliar akan dipakai untuk peremajaan mesin pabrik.
Sisanya, dipakai untuk membangun pabrik Phapros kedua di Semarang. Pabrik dengan luas hampir 10 hektare (ha) ini berjarak 20 kilometer (km) dari pabrik pertama. Phapros akan memanfaatkan pabrik baru untuk memproduksi obat generik guna memenuhi permintaan BPJS Kesehatan. Pabrik baru ini punya kapasitas dua kali lipat lebih besar dari pabrik lawas, yaitu menjadi empat miliar tablet per tahun. Phapros juga berencana melantai di bursa tahun depan dan saat ini sudah tahap seleksi penjamin emisi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto