Phapros menancapkan bisnis obat suntik



JAKARTA. Perusahaan farmasi terus memasang strategi jitu di tengah persaingan bisnis farmasi yang kian sengit. Demikian juga PT Phapros Tbk yang  memasang dua strategi bisnis tahun ini.

Pertama, mereka akan menyodorkan obat parental alias obat suntik. Manajemen perusahaan itu mengklaim obat suntik sebagai andalannya. 

Kedua, memperluas jangkauan pasar ekspor di wilayah ASEAN tahun ini. Namun upaya untuk memperluas pasar di ASEAN ini mereka memilih Vietnam ketimbang pasar Malaysia atau Singapura.


Direktur Utama Phapros Iswanto kepada KONTAN, Selasa (30/12)  bilang pertimbangan manajemen memilih pasar Vietnam, karena melihat potensi pasar yang  masih sangat besar. Selain itu, di pasar Singapura dan Malaysia sudah jenuh dengan kehadiran produk dari perusahaan global.

Saat ini, manajemen Phapros masih menunggu keluarnya nomor registrasi dari pemerintah Vietnam. Pasar Vietnam ini akan melengkapi portofolio ekspornya itu di negara ASEAN lain, yakni Kamboja.

Tak cuma ASEAN, Phapros juga ingin berekspansi ke wilayah lain seperti Afghanistan dan Iran. Harapan perusahaan itu, realisasi ekspor ke Afghanistan bisa terjadi tahun ini.

Sementara mengenai  rencana ekspor ke Iran, awal bulan ini manajemen perusahaan itu berencana terbang ke Iran untuk mendalami rencana itu. Gambaran awalnya, ekspor obat-obatan ke Iran akan dilakukan melalui pihak ketiga. 

Iswanto bilang, pertimbangan menggunakan pihak ketiga lantaran negara itu masih diembargo Amerika Serikat. Hal ini jelas berbeda dengan ekspor dan rencana ekspor Phapros ke negara lain yang bisa dilakukan secara langsung tanpa pihak ketiga.

Phapros berharap perluasan pasar ekspor itu bisa membesarkan porsi kontribusi pendapatan ekspor menjadi 10% dalam lima tahun ke depan. Tahun ini, porsi pendapatan ekspor PT Phapros diprediksi sekitar 3%-5.

Manajemen perusahaan ini juga menargetkan pertumbuhan penjualan 2015 sebesar 16%, menjadi Rp 675 miliar. Sementara laba bersih naik 25% menjadi Rp 65 miliar.

Per November 2014, manajemen Phapros mengklaim mencatat penjualan Rp 520 miliar, naik 17% dari periode yang sama 2013. Sementara laba bersih naik 39% menjadi Rp 40 miliar. Adapun target penjualan dan laba bersih 2014 masing-masing Rp 590 miliar dan Rp 56 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina