Phapros optimistis bisnis suplemen sehat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Phapros Tbk memproyeksikan, permintaan produk suplemen makanan dan multivitamin akan meningkat di tahun 2018. Kondisi ini tidak lepas dari tren gaya hidup masyarakat yang semakin menyadari pentingnya kesehatan, sehingga membutuhkan asupan pelengkap makanan tersebut.

Barokah Sri Utami, Presiden Direktur Phapros, mengatakan, tren bisnis suplemen dan multivitamin setiap tahun mengalami pertumbuhan. "Kami berharap tahun ini (bisnis suplemen) bisa tumbuh 10%," kata Barokah kepada KONTAN, Minggu (4/2).

Dari total kapasitas produksi obat-obatan Phapros yang mencapai 5 miliar butir tablet dan kapsul per tahun, khusus produksi suplemen masih sangat kecil. Penopang pendapatan penjualan produk suplemen juga masih rendah, yakni di bawah 1% dari total pendapatan perusahaan.


Barokah mengatakan, bila tren permintaan suplemen semakin meningkat, kapasitas produksi obat-obatan Phapros dapat disesuaikan. Sehingga dapat memenuhi permintaan sesuai kebutuhan pasar.

Tercatat, saat ini Phapros memiliki beberapa stock keeping unit (SKU) produk suplemen dan multivitamin. Salah satunya yang cukup populer adalah tablet penambah darah, Livron B.Plex.

Dalam memasarkan produk suplemen ini, tantangan utama para produsen adalah membangun kepercayaan dari konsumen. Oleh karena itu, sosialisasi dan kesadaran terhadap produk atau brand awareness masyarakat perlu ditingkatkan lagi.

Terkait kepercayaan klonsumen, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bakal memperketat pengawasan promosi dan iklan obat-obatan herbal, termasuk suplemen kesehatan. Pengetatan karena selama ini banyak promosi obat-obatan dan suplemen kesehatan yang menyesatkan masyarakat. Dalam draf yang sedang disusun, iklan harus melewati beberapa tahapan.

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menyatakan, pengetatan iklan dilakukan untuk melindungi masyarakat dari peredaran produk obat dan suplemen kesehatan berbahaya. "Karena banyak obat maupun suplemen kesehatan yang sudah diiklankan, tapi belum sesuai standar keamanan konsumsi yang ditetapkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia