KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Phapros Tbk (
PEHA), anak usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk menunjukkan pertumbuhan kinerja pada semester I 2019. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, perusahaan farmasi nasional ini mencatatkan EBITDA dengan pertumbuhan di atas 25% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, penjualan Phapros meningkat lebih dari 35% dari yang semula di kisaran angka Rp 400 miliar pada semester I 2018, kini naik menjadi lebih dari Rp 550 miliar pada semester I 2019.
Baca Juga: Pacu penjualan ekspor, Phapros (PEHA) membidik pasar Peru dan Nigeria Selain ditopang dari penjualan obat generik berlogo (OGB) yang meningkat lebih dari 45% untuk pasar BPJS Kesehatan, pertumbuhan Phapros di semester I 2019 juga didukung oleh kontribusi salah satu produk pareto Phapros dengan merek “Antimo”. “Antimo Group berkontribusi lebih 25% terhadap laba perusahaan, sedangkan untuk penjualan, produk yang sudah hampir lima puluh tahun hadir di tengah masyarakat ini mencapai lebih dari 23%,” ujar Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami atau akrab disapa Emmy dalam keterangannya, Senin (26/8).
Baca Juga: Phapros (PEHA) berencana rights issue di semester II 2019 Emmy menuturkan, Antimo masih menunjukkan performa yang baik, karena terus berinovasi dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman sehingga bisa menjadi
top of mind di segmen perjalanan (traveling). “Dulu Antimo diposisikan sebagai obat anti mabok perjalanan (anti-motion sickness), tapi seiring dengan perkembangan zaman, positioning Antimo bergeser menjadi teman perjalanan keluarga. Karena, saat ini Antimo juga memiliki produk turunan seperti Antimo Anak dan Antimo Herbal,” tambah Emmy. Sebagai salah satu
living legend brand di Indonesia, Emmy menuturkan bahwa Antimo juga dihadapi dengan berbagai tantangan. Salah satunya adalah
gap generation antara generasi terdahulu dan generasi milenial.
Baca Juga: Ini tanggapan Phapros (PEHA) soal fasilitas percepatan pencairan restitusi “Untuk menutup
gap generation tersebut kami sudah menyiapkan berbagai strategi agar Antimo juga bisa diterima oleh generasi milenial. Contohnya adalah dengan memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram dan YouTube sebagai media utama promosi, menggandeng beberapa influencer terutama para traveler dan selebgram,” ujarnya. Di samping itu, Phapros juga berencana melakukan
brand rejuvenation dengan mengubah kemasan Antimo menjadi kemasan yang lebih modern, sehingga akan tetap diterima oleh konsumen generasi milenial, serta dengan melakukan inovasi terhadap produk turunannya seperti Antimo Anak dan Antimo Herbal untuk lebih memperkuat posisi Antimo sebagai
umbrella brand. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto