Phapros (PEHA) Optimistis Meraih Kinerja yang Lebih Baik Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Phapros Tbk. (PEHA), perusahaan BUMN anak usaha dari PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) optimis dapat meraih kinerja yang lebih baik di tahun 2022. Untuk itu, perseroan pun optimis menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10% sampai 15%. 

Sementara itu, perseroan juga membidik laba bersih akan tumbuh di atas 500% dibandingkan dengan capaian di tahun sebelumnya. 

Direktur Utama PEHA Hadi Kardoko mengatakan untuk mencapai target tersebut, perseroan telah menyiapkan sejumlah rencana dan strategi bisnisnya. Diantaranya meningkatkan penjualan melalui e-commerce. 


“Saat ini pola belanja masyarakat dari masa pandemi virus corona diprediksi akan serupa dengan tahun ini, yakni secara online,” ungkapnya dalam paparan public expose yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (25/5). 

Baca Juga: Phapros (PEHA) Fokus pada Pengembangan Strategi Inovasi dan Digitalisasi di 2022

Dia mengatakan, ke depannya penjualan melalui e-commerce dapat menjadi ponyokong kinerja perusahaan. Terutama untuk penjualan produk-produk over the counter (OTC). Di samping itu, Phapros juga berupaya memperkuat lini produk baru yang akan dirilis. Ia mengatakan, perusahaan akan menyesuaikan perilisan produk anyar sesuai dengan kondisi terbaru.

Rencananya, Phapros akan merilis 7 produk baru, diantaranya adalah obat multivitamin Becomzet, Amoropo, Moxifloxacin, dan lainnya di tahun 2022. Sementara di tahun 2021, perseroan telah meluncurkan sebanyak 10 produk baru seperti Cardiovascular, Neurotropic, Orthopedi, Supplement kesehatan seperti vitamin B6, Pehavit D3 dan lain sebagainya. 

Lebih lanjut, perseroan juga akan memperkuat proses pemasaran atau marketing yang efektif dan sesuai target. Hal ini dilakukan dengan menyelaraskan rencana marketing PEHA dengan entitas anaknya, yakni PT Lucas Djaja. “Proses perencanaan anggaran marketing akan selaras dengan target penjualan dan aktivitas brand building,” tutup dia.

 
PEHA Chart by TradingView

Hadi menambahkan, tahun ini kondisi makro ekonomi Indonesia serta sektor farmasi lebih baik dibanding tahun sebelumnya saat masih menghadapi pandemi. Pasalnya, pertumbuhan pasar farmasi 2022 diprediksi mencapai 10,2% lebih tinggi dibanding 2021 yang hanya 9,4%. Sementara pada 2023, diperkirakan sektor ini akan tumbuh mencapai 11,2%.

Sebagai informasi tambahan, hingga kuartal I-2022, perseroan mengantongi kenaikan penjualan hingga 19,51% secara year on year (yoy) menjadi Rp 269,25 miliar dari Rp 225,29 miliar. Sementara beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 133,8 miliar sehingga laba kotor perseroan menjadi Rp 135 miliar. 

Setelah dikurangi adanya beban pajak dan lain-lain, perseroan pun membukukan laba periode berjalan di kuartal I-2022 sebesar Rp 5,6 miliar. Jumlah ini menurun dibandingkan laba bersih di periode yang sama tahun 2021 sekitar Rp 7,1 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .