Phapros siap ekspansi pabrik di Myanmar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi PT Phapros Tbk di kancah regional akan terealisasi. Pada tahapan awal, perusahaan berencana menjalin kerja sama distribusi produk di Myanmar. Selanjutnya Phapros berencana membangun fasilitas produksi.

Bukan tanpa alasan Phapros memilih Myanmar, selain kesamaan kultur dan budaya, pasar negara tersebut dinilai cukup menggiurkan. "Nilai industri farmasinya mencapai Rp 20 triliun-Rp 30 triliun per tahun," ujar Presdir PT Phapros, Emmy Barokah Sri Utami, Rabu (20/12).

Selain itu, kata Emmy, entry barrier untuk investasi farmasi di Myanmar tidak terlalu rumit. Ditambah, pemerintah setempat sedang getol menerima investasi asing. "Produk farmasi di Myanmar saat ini hampir 70% impor dan industrinya kurang dari 10," beber Emmy. Hal tersebut menjadikan Myanmar sebagai pasar ekspor yang empuk bagi perseroan.


Untuk jangka pendek, perseroan akan menggaet mitra bisnis di Myanmar yang bakal memasarkan produk Phapros. Emmy mengatakan, kemungkinan masih di sekitar produk obat, bisa OTC (obat bebas) dan obat resep.

"Sedangkan ultimate goal-nya membangun pabrik yang memproduksi produk farmasi dan alat kesehatan," terang Emmy. Rencananya, Kamis (21/12), Phapros akan meneken kesepakatan (MoU) untuk berbisnis di Myanmar.

Mengenai rencana pembangunan pabrik, Emmy menyebut, tahap awal, produksi akan menghasilkan obat jenis tablet. Phapros memperkirakan, dengan diadakannya feasibility study (studi kelayakan) terlebih dahulu, pabrik diharapkan secepatnya selesai pada 2020 mendatang.

"Untuk investasi awal kami siapkan sekitar Rp 100 miliar," ungkap Emmy. Rencananya kerja sama dalam bentuk joint venture (usaha patungan) dengan perusahaan lokal Myanmar.

Mengenai komposisi saham, Emmy bilang, Phapros bakal menjadi pemegang mayoritas. Setidaknya porsi saham yang diinginkan 51% untuk Phapros dan 49% dengan perusahaan mitra tersebut.

Emmy mengatakan, dana investasi masih mungkin ditambah seiring penambahan kapasitas produksi nantinya. "Lagi pula, kami pada 2018 akan go public, bisa mendapatkan dana dari rights issue atau obligasi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini