Philip Morris ikut rilis e-cigarettes Heatsticks



RICHMOND, VIRGINIA. Philip Morris International Inc akhirnya mengikuti tren rokok alternatif. Salah satu produsen rokok terbesar dunia ini merilis perangkat HeatSticks, produk yang bisa menguapkan tembakau, bukan membakarnya.

Perangkat Heatsticks dengan nama iQos ini berbentuk seperti bagian luar pulpen, dengan lubang di tengah untuk rokok. Perangkat yang berada di bawah brand Marlboro ini memanaskan rokok sampai 350 derajat celcius lalu mengeluarkan uap nikotin beraroma tembakau.

Nah, tidak seperti e-cigarettes lain yang biasanya menggunakan nikotin cair, Heatsticks menggunakan tembakau asli. Poin ini yang diyakini Philip Morris lebih menarik bagi perokok.


Philip Morris masih akan mengetes potensi risiko rokok alternatif ini. Namun mengklaim, risikonya lebih kecil ketimbang menghisap rokok konvensional.

"Produk seperti HeatSticks mewakili pergeseran paradigma di industri, kesehatan publik, dan perokok dewasa," kata CEO Philip Morris, Andre Calantzopoulos dikutip TIME. Perusahaan yang berbasis di New York dan Swiss ini telah mengucurkan duit US$ 2 miliar selama sepuluh tahun terakhir untuk mengembangkan iQos.

Perusahaan akan berinvestasi di dua pabrik Marlboro di Italia sebesar £ 500 juta (US$ 680 juta) untuk membuat produk ini. Untuk awal, Marlboro Heatsticks akan dirilis di Jepang dan Italia dulu. Diharapkan, iQos akan mendorong laba US$ 700 juta begitu penjualan mencapai 30 miliar unit.

Sejatinya, Heatsticks bukan produk baru. Tahun 1990-an, Reynolds Tobacco Co pernah merilis produk serupa bernama Eclipes, yang menguapkan rokok setelah dinyalakan dengan korek api. Namun, ini tak begitu menarik minat perokok ketika itu.

Dengan menggunakan Eclipes, rokok tidak menyisakan sampah abu atau meninggalkan bau di penggunanya. Namun, perokok mengatakan, rasa rokok berubah dan lebih sulit digunakan.

Editor: Sanny Cicilia