Philips Gaet Pemangku Kepentingan untuk Petakan Masa Depan Perawatan yang Lebih Baik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA), pemimpin global dalam teknologi kesehatan, menggelar dialog yang melibatkan banyak pemangku kepentingan pada Selasa (1/10).

Dialog ini bertujuan untuk mempercepat tercapainya visi Indonesia Sehat melalui transformasi digital sistem kesehatan.

Acara ini dibuka oleh Setiaji S.T. M.Si., Chief Digital Transformation Officer Kementerian Kesehatan Indonesia, yang menyoroti pentingnya menjembatani kesenjangan dalam perawatan kesehatan.


Baca Juga: Philips AVENT Serukan Gerakan ShareTheCare Guna Mendukung Kesehatan & Kebahagiaan Ibu

Bersama dengan Roy Jakobs, CEO Royal Philips, dan Caroline Riady, CEO Siloam Hospitals Group, mereka menggarisbawahi perlunya rencana aksi yang solid bagi para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam transformasi teknologi kesehatan di Indonesia.

Dialog ini juga menjadi momentum peluncuran laporan Philips Future Health Index (FHI) 2024: Perawatan yang Lebih Baik untuk Lebih Banyak Orang, yang berdasarkan survei terhadap hampir 3.000 pemimpin kesehatan di 14 negara.

Laporan ini memetakan kemajuan Indonesia dalam transformasi kesehatan digital.

Temuan menunjukkan bahwa para pemimpin layanan kesehatan Indonesia telah menerapkan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas dan mulai merasakan manfaat positif dari perawatan virtual dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja.

Ke depan, mereka menginginkan integrasi data yang lebih baik dan penerapan kecerdasan buatan (AI) secara lebih luas untuk memenuhi kebutuhan perawatan.

Baca Juga: Philips Teken Nota Kerjasama dengan Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita

Inovasi Teknologi untuk Indonesia Sehat 2025

Setiaji, dalam sambutannya, menegaskan bahwa inovasi dan teknologi merupakan kekuatan penting dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia.

"Dengan strategi transformasi kesehatan digital yang sejalan dengan visi 'Indonesia Sehat 2025', kami berkomitmen menciptakan lingkungan sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia," ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya kemitraan lintas ekosistem kesehatan guna memaksimalkan manfaat data dan teknologi untuk meningkatkan kualitas, aksesibilitas, produktivitas, dan efisiensi layanan kesehatan.

Roy Jakobs, CEO Royal Philips, menambahkan, "Sistem kesehatan menghadapi tekanan besar untuk memberikan perawatan berkualitas di tengah tantangan kekurangan tenaga kerja dan meningkatnya jumlah pasien. Di Philips, kami berusaha mendorong perubahan sistemik melalui integrasi teknologi, praktik klinis, pembiayaan, dan regulasi. Kolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan dan pemerintah sangat penting agar kita bisa memberikan perawatan yang lebih baik bagi lebih banyak orang."

Baca Juga: Philips Dorong Gaya Hidup Sehat Jaga Jantung Sehat & Pelatihan Bantuan Hidup Dasar

Kesenjangan Tenaga Kesehatan dan Peran Teknologi

Laporan Future Health Index 2024 menunjukkan bahwa tiga dari empat pemimpin layanan kesehatan di Indonesia (76%) menyebut kekurangan tenaga kerja sebagai penyebab utama penundaan perawatan pasien.

Untuk mengatasi hal ini, para pemimpin telah menerapkan otomatisasi untuk meringankan beban administrasi dan menyederhanakan layanan bagi pasien.

Mereka juga merasakan manfaat perawatan virtual, termasuk peningkatan kapasitas dan fleksibilitas bagi tenaga medis.

Ke depan, para pemimpin kesehatan di Indonesia berharap dapat memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan efisiensi dan wawasan baru.

Sebanyak 74% dari mereka berencana berinvestasi dalam AI generatif dalam tiga tahun ke depan, lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya 56%.

Tantangan integrasi data juga menjadi perhatian hampir semua pemimpin (98%), yang menekankan pentingnya privasi, keamanan, dan akurasi data.

Sebagian besar pemimpin layanan kesehatan di Indonesia juga menyetujui bahwa pengurangan emisi karbon dan dampak lingkungan harus menjadi prioritas utama.

Sebanyak 51% dari mereka telah menerapkan strategi pengadaan yang berkelanjutan, dan 39% berencana menerapkannya dalam tiga tahun ke depan.

Baca Juga: Royal Philips berencana IPO

Kolaborasi untuk Masa Depan Kesehatan yang Lebih Baik

Dialog ini menegaskan perlunya rencana kohesif yang melibatkan kontribusi semua pemangku kepentingan dalam meningkatkan kinerja dan ketahanan layanan kesehatan di Indonesia.

"Industri kesehatan Indonesia berada pada momen krusial. Kami berharap dialog ini dapat mendorong kerjasama yang lebih erat menuju digitalisasi layanan kesehatan yang lebih baik," ujar Astri R. Dharmawan, Presiden Direktur Philips Indonesia.

Melalui inovasi dan kolaborasi yang berkelanjutan, Philips optimistis dapat berperan dalam mewujudkan masa depan yang lebih sehat bagi masyarakat dan lingkungan di Indonesia.

Selanjutnya: OJK Catat Capital Inflow di Pasar Keuangan Capai Rp 79,37 Triliun Per September 2024

Menarik Dibaca: Bukan Selingkuh, Robert Kiyosaki Bilang Lebih Banyak Pernikahan Hancur Karena Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto