Phintraco Sekuritas juga proyeksi IHSG terkoreksi hari ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah memerahnya bursa global dan regional, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali terkoreksi pada perdagangan Selasa (29/1).

Pada pembukaan perdagangan Selasa (29/1), Nikkei (-0.52%) dan ASX 200 (-0.58%) melemah paling dalam, diikuti oleh KOSPI (-0.15%).

Faktor lain yang membayangi pergerakan bursa-bursa regional adalah antisipasi hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (30/1). Investor menantikan pendapat dari Gubernur the Fed terkait arah kebijakan moneter di tahun 2019 ini.


Pelemahan bursa Asia tersebut merupakan ekses dari indeks-indeks Wall Street melemah signifikan di awal pekan ini (28/1), dibayangi oleh kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi China.

Kekhawatiran ini dipicu oleh penurunan kinerja keuangan Caterpillar dan Nvidia yang salah satunya disebabkan oleh penurunan permintaan dari China.

Sebelumnya, China's National Bureau of Statistics mengumumkan penurunan industrial profit sebesar 1.9% year on year (yoy) di Desember 2018. Data-data di atas turut memicu pelemahan harga minyak dunia hingga 3% pada perdagangan Senin (28/1).

Selain Wall Street, pelemahan juga dialami oleh mayoritas bursa di Eropa jelang voting terkait Brexit pada hari ini.

Terjadinya koreksi pada IHSG ini juga didukung oleh terbentuknya death cross di overbought area pada indikator Stochastic yang merupakan sinyal minor bearish reversal.

"Berlanjutnya aksi jual investor asing dapat menjadi katalis bagi pelemahan IHSG pada hari ini. Diperkirakan IHSG menguji support di kisaran 6.420-6.440," kata Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan kepada Kontan.co.id.

Sementara untuk sepekan ini, Valdy memperkirakan IHSG cenderung sideways di kisaran 6.360-6.500. Hal ini didasari oleh kecenderungan sikap wait and see mengantisipasi data ekonomi global dan domestik, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran.

Meski secara umum diperkirakan melemah, namun investor dapat mencermati saham komoditas Crude Palm Oil (CPO) seperti PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengingat produksi CPO Desember-Maret diprediksi menurun dan meningkatnya ekspor Malaysia yang diperkirakan karena meningkatnya permintaan China jelang Tahun Baru China atau Imlek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto