KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan PT Indosat Tbk (
ISAT) alias Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) terhadap 300 lebih karyawannya akan berefek pada kinerja keuangan perusahaan. Analis RHB Sekuritas Andhika Suryadharma melihat, kinerja IOH sampai dengan akhir tahun ini akan terus membaik. Meskipun begitu, sebagai akibat dari PHK, IOH akan mencatatkan kenaikan beban pada kuartal III-2022. "Di awal, pasti ada biaya besar yang akan ditanggung akibat pembayaran pesangon," kata Andhika saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (29/9).
Andhika melihat prospek IOH tetap positif sejalan dengan adanya kenaikan harga paket data sebesar 7%-9% berdasarkan analisis lapangannya. Setelah merger, IOH juga mempunyai basis pelanggan yang lebih kuat untuk dua mereknya, yakni IM3 dan 3.
Baca Juga: Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) Buka Suara Soal PHK 300 Lebih Karyawan Kedua merek ini akan menjadi pendorong utama bisnis seluler IOH. Lebih lanjut, pendapatan data menjadi pendorong pertumbuhan utama untuk IOH dengan porsi mencapai 79% dari total pendapatan. Setelah merger, basis pelanggan IOH mencapai 96 juta per akhir kuartal II-2022. Jumlah ini meningkat 60% secara tahunan dan tumbuh 2% dibanding kuartal sebelumnya. Sejalan dengan itu, pendapatan rata-rata per pengguna alias
average revenue per user (ARPU) campuran naik 9% dibanding kuartal sebelumnya dan tumbuh 0,2% secara tahunan menjadi Rp 35.000 per pengguna. "Berdasarkan diskusi dengan perusahaan, RHB Sekuritas memperkirakan IOH akan melakukan penyesuaian ARPU lainnya di semester 2 2022 meskipun IOH akan memantau pasar untuk perubahan paket data," ucap Andhika.
Baca Juga: Perusahaan Kongsi Boy Thohir dan Northstar Obral Saham Indosat (ISAT) Rp 1,1 Triliun Ia merekomendasikan buy ISAT dengan target harga Rp 8.200 per saham, naik dari sebelumnya yang sebesar Rp 7.000 per saham. Pada perdagangan Kamis (29/9), saham ISAT tercatat naik 0,68% menjadi Rp 7.350 per saham. Dalam riset tanggal 16 September 2022, Analis KB Valbury Sekuritas Devi Harjoto juga merekomendasikan buy ISAT dengan target harga Rp 8.000 per saham. Target harga tersebut mencerminkan PER 2022 sebesar 12,3x dan EV/EBITDA sebesar 6,4x. Devi optimis dengan prospek ISAT karena didukung oleh basis pelanggan yang lebih kuat, perluasan pusat data hyperscale melalui perusahaan patungan, integrasi infrastruktur dan transformasi pascamerger yang seharusnya menghasilkan efisiensi yang lebih baik, dan peningkatan harga menyusul membaiknya daya beli. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli