PHK hantui pabrik di Sidoarjo



Sidoarjo. Melambungnya nilai mata uang dolar Amerika Serikat AS membuat stabilitas sektor industri di Sidoarjo cemut-cemut.

Pasalnya, 60% dari total 2.763 perusahaan yang berbisnis di Sidoarjo menggantungkan suplai bahan baku impor yang harganya dipengaruhi dolar AS.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Sidoarjo, Husni Thamrin mengatakan, ketergantungan suplai bahan baku impor ini dikhawatirkan akan berimplikasi pada pengurangan tenaga kerja atau PHK.


“Kalau kapasitas produksi mereka terganggu harga bahan baku yang terus naik, ancaman PHK juga akan sangat tinggi. Dari data kami, sudah ada beberapa perusahaan yang gulung tikar atau tutup produksi karena kondisi perekonomian yang melemah,” ungkapnya, Jumat (4/9/2015).

Sepanjang tahun ini, Dinsosnakertrans mencatat ada delapan perusahaan yang kukut.

Penutupan pabrik ini berakibat pada PHK massal yang mencapai lebih dari 100 buruh.

Perusahan-perusahaan itu adalah PT Philip Indonesia, PT Pamenang Teguh Sejati, PT Kolang Citra Abadi, PT Adi Kreasi Eka Prakarsa, PT Tri Cipta Buana Karsa, CV Dirgahayu, PT Rajawali Tanjungsari Engineering, dan PT Omega Plastik.

Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo, Hadi Subiyanto meminta Dinsosnakertrans mengambil upaya strategis untuk menghentikan pentupan pabrik yang berimplikasi pada PHK massal.

“Ajak duduk bersama pelaku usaha itu agar tidak relokasi dan menutup pabriknya. Jangan sampai ada PHK massal yang malah menimbulkan masalah baru,” kata politisi Partai Golkar itu. (Miftah Faridl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto