PHK Semakin Marak, Kadin Indonesia Beberkan Pemicunya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membeberkan beberapa sektor yang terpuruk dan terancam melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Selain sektor padat karya yang akan sangat terdampak oleh karena banyaknya tekanan, pabrik sepatu dan alas kaki juga sama terancamnya.

"Pabrik sepatu dan alas kaki karena banyak ekspor ke negara-negara seperti Eropa dan sebagainya," kata Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kadin Indonesia Chandra Wahjudi kepada Kontan, Jumat (14/6). 


Baca Juga: PHK di Sektor Padat Karya Tak Bisa Dihindarkan

Tak cuma penurunan ekspor ke Eropa, perusahaan dihadapkan pula dengan ketidakpastian ekonomi Global.  "Bukan hanya Eropa tetapi ekonomi global memang lagi penuh ketidakpastian karena kebijakan The Fed, konflik geopolitik, dan lain-lain," tambahnya. 

Dia bilang, setiap sektor usaha menghadapi tantangan dan kondisi yang berbeda-beda. Kenyataanya, dunia usaha saat dihadapkan oleh beberapa tantangan antara lain nilai tukar rupiah yg melemah, serta suku bunga acuan yang tidak kompetitif.

Maka, dia mengemukakan beberapa alasan maraknya PHK yakni tertekannya dunia usaha dengan turunnya ekspor ke Eropa, menurunnya permintaan pasar global dan domestik, naiknya biaya ekspor, dan ditambah dengan nilai tukar yang mempengaruhi harga bahan baku impor. 

Baca Juga: Marak Terjadi PHK, Industri Padat Karya Paling Terpukul

Dia mengaku, PHK juga tidak terlepas dari perkembangan teknologi dan peralihan bentuk perusahaan. "Peralihan aktivitas produksi yg sebelumnya padat karya menjadi berbasis otomasi," ujar Chandra soal contoh dampak perkembangan teknologi. 

Soal peralihan bentuk perusahaan, Chandra mencontoh yang baru saja terjadi yakni PHK karyawan Tokopedia dan TikTok.

"Kalau Tiktok dan Tokopedia kan baru gabung, biasanya perusahaan yg melakukan penggabungan melakukan restrukturisasi dan perampingan organisasi agar lebih efektif," ujar Chandra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli