KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memproyeksikan okupansi hotel pada Hari Raya Lebaran tahun ini menurun 20%-30% karena efek kenaikan tarif pesawat terbang. Maulana Yusran selaku Wakil Ketua Umum PHRI berkata sejak akhir 2018, efek kenaikan harga tiket pesawat serta kurangnya kemampuan maskapai penerbangan nasional berkompetisi dengan pemain dari negara lain, secara tidak langsung berimbas pada tingkat okupansi hotel. "Dengan kenaikan tarif pesawat terbang, masyarakat yang mudik dan tidak berdomisili di Jakarta kemungkinan besar lebih memilih moda transportasi darat yang dapat memakan waktu perjalanan hingga berhari-ini. Hal ini dapat mengurangi long of stay masyarakat di hotel untuk wisata. Jika biasanya bisa seminggu, rata-rata bisa saja 1-2 hari," tuturnya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/5).
PHRI memproyeksi okupansi menurun 20%-30% pada masa lebaran tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memproyeksikan okupansi hotel pada Hari Raya Lebaran tahun ini menurun 20%-30% karena efek kenaikan tarif pesawat terbang. Maulana Yusran selaku Wakil Ketua Umum PHRI berkata sejak akhir 2018, efek kenaikan harga tiket pesawat serta kurangnya kemampuan maskapai penerbangan nasional berkompetisi dengan pemain dari negara lain, secara tidak langsung berimbas pada tingkat okupansi hotel. "Dengan kenaikan tarif pesawat terbang, masyarakat yang mudik dan tidak berdomisili di Jakarta kemungkinan besar lebih memilih moda transportasi darat yang dapat memakan waktu perjalanan hingga berhari-ini. Hal ini dapat mengurangi long of stay masyarakat di hotel untuk wisata. Jika biasanya bisa seminggu, rata-rata bisa saja 1-2 hari," tuturnya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/5).