PHRI: Tingkat Okupansi Hotel Tidak Setinggi Tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan bisnis okupansi atau hunian hotel tidak setinggi di tahun 2022 pada momentum Ramadan dan libur Lebaran.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Maulana Yusran mengatakan okupansi tidak setinggi tahun lalu, rata-rata di berbagai daerah hanya 4-5 hari saja okupansi itu naik.

Hal ini lantaran cuti lebaran yang pendek (7 hari) tidak seperti tahun lalu (11 hari). Maulana bilang pada waktu pra lebaran digunakan pemudik untuk perjalanan ke kampung halamannya masing-masing.


Baca Juga: Sesuaikan Regulasi, PHRI Merencanakan Target Membuat Platform Digital

Maulana menilai, pasca lebaran (hanya 3 hari) kurang efektif bagi pemudik untuk berlibur memanfaatkan hotel. Namun demikian, secara MoM, bisnis hotel meningkat mencapai sekitar 10% dari bulan Maret.

"Pemerintah memang memberikan tambahan cuti sebelum lebaran, namun hal ini tidak berpengaruh signifikan bagi bisnis perhotelan. Peningkatan terjadi justru setelah pasca lebaran," kata Maulana saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/5).

Sedangkan, untuk bisnis restoran selama periode Ramadan-Lebaran, PHRI mengklaim terjadi peningkatan mencapai 5% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Baca Juga: Dorong Penggunaan Produk Sawit Berkelanjutan untuk Industri Pariwisata

Untuk bisnis hotel, Maulana optimistis di tahun ini terjadi pertumbuhan 5% jika dibandingkan tahun 2022. PHRI berharap, pada semester II 2023 ini terjadi peningkatan perekonomian pada sektor hotel. Terutama, dari unsur pemerintahan.

Pasalnya, dari unsur pemerintahan yang melakukan kunjungan kerja ke luar kota menyumbang sebagian besar bisnis perhotelan.

Adapun, tahun ini, PHRI menyebut berfokus pada sisi pendapatan pada masing-masing pemain bisnis hotel dan restoran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .