KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Piala Dunia 2034 telah ditetapkan untuk diselenggarakan di Arab Saudi, dengan pengumuman resmi yang diharapkan pada Kongres FIFA mendatang. Keputusan ini telah memicu kontroversi, terutama di kalangan liga-liga sepak bola Eropa yang merasa keberatan dengan kemungkinan pelaksanaan turnamen ini di musim dingin, seperti yang terjadi pada Piala Dunia 2022 di Qatar.
Piala Dunia Musim Dingin: Mengulang Pola Qatar 2022
Arab Saudi diperkirakan akan mengikuti jejak Qatar dalam mengadakan Piala Dunia pada musim dingin. Langkah ini diambil untuk menghindari suhu ekstrem di kawasan Timur Tengah selama musim panas.Penolakan dari Liga Sepak Bola Eropa
Organisasi Liga Sepak Bola Eropa, yang meliputi Liga Premier, dengan tegas menolak gagasan Piala Dunia musim dingin lainnya. Mereka menilai bahwa turnamen di tengah musim akan semakin memperburuk gangguan terhadap kalender sepak bola internasional yang sudah padat. Selain itu, kekhawatiran juga muncul terkait beban kerja pemain yang semakin berat. Baca Juga: Manchester United Jual Marcus Rashford? Langkah Berani Sir Jim Ratcliffe! Sejumlah liga telah mendorong pengembangan kalender baru yang lebih efisien untuk mengurangi dampak negatif terhadap kompetisi domestik dan internasional. Mereka juga mengkritik pemilihan Arab Saudi sebagai tuan rumah, menyebutnya sebagai keputusan yang "cacat" karena berbagai alasan, termasuk kurangnya transparansi dalam proses penunjukan.Kritik terhadap Proses Penunjukan FIFA
Proses penunjukan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk Asosiasi Sepak Bola Norwegia (NFF). Presiden NFF, Lise Klaveness, menyatakan bahwa proses ini tidak sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik dan dapat diprediksi. Menurutnya, kurangnya transparansi dan pelaksanaan yang tidak terbuka merusak kepercayaan terhadap FIFA sebagai pengelola sepak bola global.Implikasi bagi Sepak Bola Global
Jika Piala Dunia 2034 diselenggarakan pada musim dingin, dampaknya akan dirasakan tidak hanya oleh liga-liga domestik tetapi juga oleh para pemain dan penggemar. Berikut adalah beberapa potensi dampaknya:- Disrupsi Kompetisi Domestik: Liga-liga besar seperti Liga Premier dan La Liga akan dipaksa untuk melakukan jeda panjang, yang dapat memengaruhi dinamika kompetisi dan pendapatan klub.
- Kesejahteraan Pemain: Jadwal yang padat dapat meningkatkan risiko cedera dan kelelahan pemain.
- Pengalaman Penggemar: Perubahan waktu pelaksanaan turnamen dapat memengaruhi pengalaman menonton bagi penggemar di seluruh dunia.