KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan digital kini makin merambah ke segala lini untuk dapat memenuhi kebutuhan para pengguna. Tak cuma di layanan kuliner, tapi juga jasa. Seperti di layanan transportasi. Kali ini layanan transportasi yang dipakai kendaraan roda empat adalah para pelanggan khusus. Karena layanan yang diberikan adalah layanan antar jemput saja. Adapun segmen pasarnya adalah anak sekolah dan karyawan atau profesional. Nah, kalau tidak ada halangan, mulai Februari 2018 ini, aplikasi berlabel Pickme alias jemput saya mulai membuka layanan.
Ada dua layanan yang Pickme hadirkan ke para konsumen. Yaitu
pickme school dan
pickme pro. Sesuai namanya,
pickme school merupakan aplikasi yang dikhususkan untuk antar jemput anak sekolah. Nah, pengemudi yang disarankan adalah kaum hawa. Jadi para pengemudi perempuan ini sejatinya adalah para ibu yang mengantar anaknya sekolah dan memanfaatkan kendaraannya untuk mengantar jemput anak sekolah yang lain. Sedangkan layanan
pickme pro adalah layanan jemputan dengan fokus perhatian ke para pekerja, profesional atau mahasiswa. Jadi para karyawan atau mahasiswa yang punya kendaraan bisa mengantar atau menjemput rekan sejawatnya dengan rute yang searah. Simon Surianto, pendiri sekaligus
Chief Executive Officer Pickme menjelaskan, aplikasi itu sebetulnya sudah berdiri tahun lalu, dan masih proses pengembangan sarana dan prasarana serta aplikasi. Salah satu sarana ada di Pickme adalah layanan berlangganan bagi para pengguna. Nanti, akan ada tiga jenis langganan Pickme, yakni
red, yellow. Sayang, Simon belum mau merinci lebih lanjut profil dari jenis langganan tersebut. Ia hanya menyebut untuk tarif Green dia banderol Rp 3.500 perkilometer.
Untuk sistem pendapatan, Pickme menerapkan hal yang sejenis dengan perusahaan transportasi
online lainnya. Yakni adanya komisi yang menjadi bagian dari Pickme. "Dari tarif yang sudah ditentukan, sekitar 80% untuk pengemudi dan sisanya untuk aplikator," kata Simon ke KONTAN. Saat ini Pickme sedang fokus ekspansi di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya dengan target menggaet hingga 1.000 pengemudi hingga kuartal I 2019. Lantas mulai April, bersiap ekspansi ke Solo, Denpasar, Medan, Makassar, dan Manado. Sayangnya Simon tidak menjelaskan lebih lanjut soal target bisnis yang dibidik hingga akhir tahun ini. Yang jelas, untuk ekspansi usaha tersebut sejauh ini masih memakai dana pribadi dan belum mendapatkan modal dari investor. Tapi ia membuka pintu lebar-lebar kalau ada investor yang mau bermitra dengannya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon