Picu alergi, mereka-mereka ini tidak bisa divaksin corona, siapa saja?



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) sedang memantau laporan reaksi alergi terhadap vaksinasi corona (Covid-19). CDC juga membuat rekomendasi tentang siapa saja yang tidak bisa mendapatkan vaksinansi corona lanjutan bila ada ada reaksi parah.

Seperti dikutip Reuters, CDC menyebutkan, siapa pun yang memiliki reaksi parah terhadap vaksin corona seharusnya tidak mendapatkan dosis kedua. CDC mendefinisikan reaksi parah itu adalah mereka yang membutuhkan obat epinefrin atau perawatan di rumah sakit.

Orang yang mengalami reaksi alergi parah terhadap bahan apa pun dalam vaksin corona harus menghindari formulasi vaksin yang mengandung bahan tersebut, kata CDC. Dua vaksin telah disetujui di Amerika Serikat di bawah otorisasi penggunaan darurat.


Baca Juga: AS terbanyak, kasus corona global sudah melampaui 75 juta kasus

Individu dengan riwayat reaksi alergi parah terhadap vaksin harus berkonsultasi dengan dokter mereka tentang suntikan vaksin corona.

CDC menyebutkan, orang dengan alergi parah terhadap makanan, hewan peliharaan, lateks atau kondisi lingkungan serta orang dengan alergi obat oral atau riwayat keluarga dengan reaksi alergi parah masih bisa divaksinasi.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sedang menyelidiki sekitar lima kasus reaksi alergi yang terjadi setelah orang diberikan vaksin corona Pfizer Inc dan BioNTech SE di Amerika Serikat minggu ini.

Pada Jumat lalu, FDA menyatakan, vaksin Moderna Inc, yang mendapat izin penggunaan darurat, tidak boleh diberikan kepada individu yang diketahui memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap komponen suntikan apa pun.

Sementara, regulator medis Inggris menyebutkan, siapa pun dengan riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh diberi vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech.

Selanjutnya: Akhirnya, BPOM Amerika Serikat berikan otorisasi penggunaan darurat vaksin Moderna

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat