Pidato Bernanke juga bikin kilau emas meredup



NEW YORK. Harga kontrak emas dunia merosot ke level terendah dalam empat pekan terakhir. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 15.33 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Agustus turun 0,6% menjadi US$ 1.358,70 per troy ounce di Comex, New York. Bahkan, pada transaksi sebelumnya, harga si kuning mentereng sempat menyentuh posisi US$ 1.356,10 per troy ounce. Ini merupakan level terendah untuk kontrak emas teraktif sejak 23 Mei lalu. Penurunan harga emas terjadi setelah pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke bilang pihaknya akan mengurangi nilai pembelian obligasi mulai akhir tahun ini. "Jika data ekonomi yang dirilis ke depannya sesuai prediksi dan membaik secara konsisten, komite mempertimbangkan untuk mengurangi nilai pembelian obligasi secara bertahap pada akhir tahun ini," jelas Bernanke tadi malam (19/6) di Washington. Dia menambahkan, jika data ekonomi secara keseluruhan sejalan dengan prediksi perekonomian, "Kami akan terus mengurangi nilai pembelian hingga paruh pertama tahun depan, dan mengakhiri pembelian obligasi sekitar pertengahan tahun."Namun, Bernanke menekankan bahwa the Fed tidak memiliki rencana pasti untuk mengakhiri program pembelian aset tersebut."Jika Anda mengambil kesimpulan bahwa saya akan mengakhiri kebijakan ini pertengahan tahun depan, Anda salah. Karena, kebijakan kami berkaitan erat dengan apa yang terjadi pada perekonomian AS. Jika ekonomi belum membaik seperti yang kami prediksikan, kita akan terus menambah dukungan," tegas Bernanke.Sementara itu, Edward Lashinski, director of global strategy for futures trading RBC Capital Markets LLC berpendapat, banyak faktor yang menyebabkan kilau emas semakin memudar. "Tingkat inflasi masih rendah dan program quantitative easing akan segera berakhir. Sehingga tidak ada faktor penarik untuk berinvestasi emas. Rencana the Fed untuk mengakhiri program quantitative easing menyebabkan investor emas menjadi gugup," paparnya. Selain itu, posisi dollar AS perkasa terhadap sejumlah mata uang utama dunia dengan penguatan 1,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie