KONTAN.CO.ID - WYOMING. Akhirnya sinyal yang lebih jelas mengenai penurunan suku bunga The Fed muncul juga. Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan "waktunya telah tiba" bagi bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan suku bunga, mengingat meningkatnya risiko terhadap pasar tenaga kerja dan inflasi yang semakin mendekati target 2%. Pernyataan Powell tersebut disampaikan dalam sebuah simposium ekonomi yang disponsori oleh Federal Reserve Bank of Kansas City, Jackson Hole, Wyoming.
Nah, berikut pidato lengkap Powell di Jackson Hole, dikutip dari website The Fed:
Empat setengah tahun setelah munculnya COVID-19, distorsi ekonomi terburuk akibat pandemi ini mulai memudar. Inflasi telah menurun secara signifikan. Pasar tenaga kerja tidak lagi terlalu panas, dan kondisinya kini tidak seketat sebelum pandemi. Kendala pasokan telah menjadi normal. Dan keseimbangan risiko pada kedua mandat kita telah berubah. Tujuan kami adalah memulihkan stabilitas harga sambil mempertahankan pasar tenaga kerja yang kuat, menghindari peningkatan tajam dalam pengangguran yang menjadi ciri episode disinflasi sebelumnya ketika ekspektasi inflasi tidak terlalu kuat. Kami telah membuat banyak kemajuan menuju hasil tersebut. Meskipun tugas ini belum selesai, kami telah mencapai banyak kemajuan menuju hasil tersebut. Baca Juga: Powell: Waktunya Telah Tiba untuk Menurunkan Suku Bunga Hari ini, saya akan mulai dengan membahas situasi ekonomi saat ini dan jalur kebijakan moneter ke depan. Saya kemudian akan beralih ke diskusi mengenai peristiwa-peristiwa ekonomi sejak pandemi ini terjadi, menelusuri mengapa inflasi naik ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mengapa inflasi turun drastis sementara pengangguran tetap rendah. Prospek Kebijakan Jangka Pendek
Mari kita mulai dengan situasi saat ini dan prospek kebijakan jangka pendek. Selama tiga tahun terakhir, inflasi jauh melampaui target kami sebesar 2 persen, dan kondisi pasar tenaga kerja sangat ketat. Fokus utama Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) adalah menurunkan inflasi, dan memang demikian. Sebelum kejadian ini, sebagian besar orang Amerika yang hidup saat ini tidak merasakan dampak buruk dari inflasi yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Inflasi menimbulkan kesulitan besar, terutama bagi mereka yang paling tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, perumahan, dan transportasi yang biayanya lebih tinggi. Inflasi yang tinggi memicu stres dan rasa ketidakadilan yang masih melekat hingga saat ini. Kebijakan moneter kami yang ketat membantu memulihkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan agregat, mengurangi tekanan inflasi dan memastikan bahwa ekspektasi inflasi tetap terjaga dengan baik. Inflasi kini semakin mendekati tujuan kami, dengan harga-harga telah meningkat sebesar 2,5% selama 12 bulan terakhir. Editor: Khomarul Hidayat