KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan presiden China Xi Jinping dalam Boao Forum for Asia, Selasa (10/4) tentang rencana China yang akan menurunkan tarif impor membawa angin segar bagi pasar keuangan global. Poundsterling pun memanfaatkan angin segar tersebut dengan menguat terhadap yen.

Mengutip Bloomberg, pasangan GBP/JPY tercatat menguat 0,43% di level 151,51.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy menilai penguatan Poundsterling terjadi karena adanya sentimen positif dari eksternal merespon pidato Xi Jinping. Dalam pidatonya, Xi Jinping mengatakan China akan melakukan rencana reformasi ekonomi termasuk menurunkan tarif impor, mempermudah dan memperluan investasi asing di beberapa sektor dan memangkas pajak impor otomotif.

"Pernyataan Xi Jinping direspon positif oleh market, ini jadi angin segar di pasar keuangan dunia yang sejak beberapa hari lalu khawatir dengan perang dagang AS dan China," kata Nizar, Selasa (10/4).

Sementara, posisi Yen cenderung tunduk pada Poundsterling karena kekhawatiran pasar mereda atas pernyataan Xi Jin Ping. Nizar mengatakan Yen biasanya menguat ketika terjadi ketidakpastian di pasar, tetapi kini kekhawatiran pasar akan perang dagang AS dan China sudah mereda.

Ditengah pasar keuangan dunia yang merespon positif pernyataan Xi Jinping, sentimen positif ini juga menular ke saham asia yang berangsur menghijau.

Nizar memproyeksikan selama pasar masih merespon positif isu pidato presiden China, yang ditandai dengan positifnya bursa AS dan Asia maka, penguatan GBP berpotensi akan berlanjut di perdagangan besok.

Secara teknikal Nizar menganalisis harga berada diatas MA 10 dan 25 menandakan bullish. Selanjutnya, MACD memasuki area positif di level 0,4. Stochastic berada di level 88 dan RSI naik dari level 57 ke 61 mengindikasikan belum overbought dan poundsterling masih akan menguat.

Besok, pasangan GBP/JPY Nizar proyeksikan berada di rentang support 151,40-151,20-151,00. Sedangkan rentang resistance berada dri 152,00-152,20-152,40. Nizar merekomendasikan buy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia