Pidato Yellen seret harga nikel



JAKARTA. Koreksi harga nikel kembali terjadi. Tekanan dari Amerika Serikat disinyalir menjadi dalang anjloknya harga komoditas ini.

Sabtu (27/8) lalu, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) terkikis 0,35% jadi US$ 9.810 per metrik ton. Dalam sepekan terakhir, harganya tersungkur 5,26%.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menerangkan, koreksi harga nikel terjadi karena pengaruh potensi kenaikan suku bunga AS tahun ini makin besar. Hal ini didukung pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen pada pertemuan bankir di Jackson Hole akhir pekan lalu.


Meski tidak mengatakan kapan, Yellen kali ini mengatakan dengan jelas soal potensi kenaikan suku bunga. Terlebih lagi, perkembangan ekonomi AS sudah mendekati proyeksi The Fed. "Melihat berlanjutnya kinerja pasar tenaga kerja yang solid dan proyeksi aktivitas ekonomi dan inflasi, saya yakin potensi kenaikan Fed fund rate makin besar akhir-akhir ini," ujar Yellen, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (26/8).

Ibrahim bilang, isu kenaikan suku bunga juga membuat indeks dollar menguat. "Alhasil, harga komoditas yang berbasis dollar, termasuk nikel, akhirnya jatuh," kata dia.

Padahal, persediaan nikel global kini defisit. Pasokan nikel dunia dalam enam bulan pertama 2016 defisit hampir 100.000 ton.

Mengutip Bloomberg, pada minggu keempat Agustus 2016, persediaan nikel di gudang LME defisit sebesar 15,61%. Seharusnya ini jadi sentimen positif bagi nikel.

Hingga sepekan ke depan, Ibrahim memprediksi nikel masih akan terkoreksi. Rencana kenaikan suku bunga The Fed masih akan membayangi harga nikel hingga akhir tahun. "Harga nikel diprediksi mencapai US$ 10.000 per metrik ton," imbuh Ibrahim.

Penurunan harga nikel bisa tertahan jika data ekonomi di China membaik. Negeri Tirai Bambu ini akan merilis data manufaktur pada 1 September. "Intinya, minggu ini akan ada tarik-menarik harga nikel. Namun secara outlook harganya  turun," ucap Ibrahim

Secara teknikal, harga nikel akan berada di bollinger band dan MA 10% di atas bollinger bawah, menunjukkan potensi pelemahan. Sedangkan indicator MACD 70% bergerak dalam area negatif. RSI dan stochastic berada pada negatif 60%.

 Ibrahim memperkirakan, harga nikel hari ini (29/8) bergerak di kisaran US$ 9.700–US$ 9.820 per metrik ton. Harga nikel akan bergerak di kisaran US$ 9.500–US$ 9.830 per metrik ton sepekan nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto